Pemerintah Perbesar Proyek Korporasi untuk Petani dan Nelayan
Nantinya, tambak udang yang dikembangkan berada di Situbondo dan Jepara. Konsep yang digunakan menggunakan millenial shrimp farming dengan teknologi bioflok. Edhy mengatakan, teknik tersebut untuk menarik minat anak muda terhadap budidaya udang.
Selain udang, pengembangan budidaya juga akan dilakukan pada lobster dan kepiting. “Presiden sudah memberi arahan tak perlu banyak-banyak dulu, fokus di tiga produksi,” ujar dia.
Sementara untuk nelayan, Kementerian Kelautan akan meningkatkan kelas kapal ikan berukuran kecil di bawah 5 Gross Tonnage (GT). Kapal penangkap ikan memang rata-rata 1 - 2 GT. Jumlah kapal ikan tangkap berukuran kecil mencapai 600 ribu, dengan rincian 300 ribu kapal tidak bermesin, selebihnya kapal bermesin.
Inetgrasi Proyek Korporasi Percontohan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, model bisnis korporasi akan berbeda-beda pada setiap komoditas. Meski begitu, solusi yang diharapkan ialah berupa integrasi antara on farm atau budidaya dan off farm atau peningkatan pascapanen.
Airlangga menyebutkan, sebagian besar petani dan nelayan tidak melakukan integrasi antara on farm dan off farm. “Ini yang didorong agar nilai tambah ditingkatkan,” katanya.
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah akan mendorong pembiayaan KUR untuk para petani dan nelayan, termasuk pembangunan ekosistemnya. Juga akan mendorong pembiayaan ultra mikro (UMi).
Daerah akan didorong untuk mengembangkan produk unggulan masing-masing. Sebagai contoh, kata Airlangga, pengembangan produk hortikultura dilakukan di Bener Meriah, Humbang Hasundutan, Mandailing Natal, Tenggamus, Madiun, Ponorogo, Nganjuk, Bondowoso, dan Jembrana.
Selain itu, pemerintah akan mendorong sektor peternakan sapi dan ayam guna meningkatkan nilai tambah peternak. “Itu sektor yang diharapkan bisa menjadi pengungkit nilai tambah petani dan nelayan,” kata Airlangga.