Sindir Tahu Tempe Mahal, Jokowi Minta Lahan Kedelai 1 Juta Hektare

ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau tempat produksi tempe saat operasi stabilitas harga kedelai di Semanan, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Dalam operasi pasar tersebut, kedelai dijual ke perajin seharga Rp8.500 per kilogram dan diupayakan bertahan selama 100 hari ke depan untuk menekan harga kedelai di pasaran yang saat ini mengalami kenaikan.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
11/1/2021, 12.58 WIB

Presiden mengingatkan, pembangunan pertanian harus memiliki skala luas dan berskala ekonomi. Selain itu, penggunaan teknologi harus digunakan agar harga pokok produksi dalam negeri bisa bersaing dengan harga produk impor.

Ia pun menyoroti peningkatan ekspor pada sektor pertanian. Meski meningkat, ekspor pertanian tersebut masih didominasi oleh komoditas sawit. "Hati-hati. (Peningkatan ekspor) bukan dari komoditas lain yang sudah disuntik dengan subsidi," ujarnya.

Kata Menteri Pertanian

Sementara itu, pada Sabtu (9/1) dua hari lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim persoalan terkait dengan kedelai sudah terkendali. Hal itu dinyatakannya di sela kunjungan Rumah Potong Hewan (RPH) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

"Saya sudah turun tangan. Dua tiga hari lalu, harga di atas Rp 9.000-Rp 10. 000, sekarang sudah Rp 8.500. Kembali seperti apa adanya. Tetapi, stoknya tetap ada," ujar Syahrul.

Menurut dia, lonjakan harga kedelai terjadi karena pembelian secara berlebihan dari Tiongkok. Akibatnya, impor kedelai yang masuk ke Indonesia ikut berkurang dan harganya naik.

"Ini menjadi bagian kami. Pak Presiden minta kepada saya, kalau begitu jangan tergantung lagi (impor kedelai). Saya sekarang persiapkan (budidaya kedelai)," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika, Antara