Pemerintah sudah memberikan lampu hijau kepada pengelola bioskop untuk beroperasi kembali. Jika persiapan sudah selesai, bioskop kemungkinan besar akan dibuka kembali pada 14 September mendatang.
"Kita sekarang tidak boleh pasti-pastinya kapan. Itu (tanggal 14 September) merupakan hasil diskusi. Pemerintah kan mencari jalan keluar juga," tutur Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin, saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (9/9).
Pembukaan bioskop membutuhkan persiapan 3-5 hari, termasuk untuk sterilisasi. Petugas bioskop juga harus diberi arahan mengenai protokol kesehatan (prokes) terbaru mengingat ada sejumlah perubahan, seperti kewajiban pemakaian aplikasi PeduliLindungi.
Seperti diketahui, bioskop sudah ditutup sejak pemberlakuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3 Juli lalu. Sebelumnya, bioskop Indonesia juga harus menutup operasionalnya pada Maret-Oktober 2020 sebagai dampak pandemi Covid-19.
Djonny mengatakan pengelola bioskop sudah berdiskusi dengan pemerintah pada pekan lalu. Hadir dalam diskusi tersebut di antaranya pengelola jaringan bioskop terbesar di Indonesia seperti Cineplex XXI, CGV, dan Cinepolis.
"Saya minta kepada pemerintah, kalau ngasih ijiin jangan mendadak. Tahu-tahu dikasih. Kan kita juga ada kaitan sama aturan pengedaran film," tambahnya.
Sejumlah film, terutama film blockbluster Hollywood sudah mengumumkan akan merilis filmnya dalam waktu dekat. James Bond: No Time To Die akan dirilis pada 30 September serta Venom pada 15 Oktober. Film lain yang ditunggu-tunggu adalah Dune yang dijadwalkan akan dirilis pada 1 Oktober.
"Kita kan lagi di periode (PPKM) tanggal 6-13 September. Secara etika kita harus ikuti itu (sampai periode mingguan berakhir). Tidak bisa kemudian diganti (aturannya),"tutur Djonny.
Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Immendagri) No 39 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali bioskop disebutkann bahwa tempat bermain anak-anak, dan tempat hiburan dalam pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan ditutup.
Djonny menambahkan keputusan buka dan tutupnya bioskop akan sangat bergantung pada perkembangan kasus Covid-19 , terutama di wilayah Jabodetabek. Pasalnya, wilayah tersebut berkontribusi sekitar 60% terhadap industri bioskop Indonesia.
Berdasarkan data Pemerintah Provins di DKI Jakarta, tambahan kasus positif harian di Jakarta berada di bawah 500 sejak 28 Agustus lalu, kecuali tanggal 1 September. Positifty rate di Jakarta dalam seminggu terakhir bahkan di kisaran 2%, jauh di bawah rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5%.
Vaksinasi untuk wilayah Jakarta juga sudah di angka 112% untuk dosis pertama dan 73,7% untuk dosis kedua.
"Kalau Jabodetabek clear, maka clear itu semua. Kekhawatiran sekarang kan kalau kasusnya meledak (lagi)," ujarnya.
Jika bioskop dibuka, nantinya, asosiasi bioskop lah yang bertanggung jawab mengawasi langsung pelaksanaan prokes di bioskop. Pengelola bioskop bisa dikenai hukuman berupa penutupan operasional jika terbukti melanggar prokes.
Public Relation Manager CGV Marsya Gusman mengatakan CGV tengah dalam mempersiapkan pembukaan bioskop. Namun, dia masih menunggu pengumuman resmi dari pemerintah terkait kepastian pembukaan bioskop kembali.
"Saat ini kami masih dalam tahap mempersiapkan pembukaan bioskop sampai benar-benar ada pengumuman resmi dari pemerintah. Pembukaannya pun juga sepertinya akan dilakukan secara bertahap," tutur Marsya, kepada Katadata.
Sejumlah negara sudah membuka kembali bioskop mereka.Terakhir adalah Malaysia yang mengiiznkan kembali bioskop buka pada hari ini, Kamis (9/9.