Jokowi Tinjau Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Hari Ini

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo meninjau proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Maesaroh
17/1/2022, 10.23 WIB

Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat pada Senin (17/1). Dalam kunjungan tersebut, Jokowi dijadwalkan meninjau proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

"Presiden Jokowi akan melakukan peninjauan terowongan 2 proyek pembangunan KCJB yang ada di Kabupaten Purwakarta," demikian tertulis dalam keterangan pers, Senin (17/1).

Peninjauan itu akan dilakukan pada akhir rangkaian kunjungan kerja. Sebelum mengunjungi proyek KCJB, Kepala Negara akan memberikan pengarahan pada Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan (Unpar).

Jokowi beberapa kali meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, termasuk pada Mei tahun 2021 dan Desember 2019.

 Setelahnya, Mantan Wali Kota Solo itu akan melanjutkan perjalanan menuju Pasar Sederhana, Kota Bandung untuk memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada para pedagang kaki lima dan warung.

Kemudian, Jokowi akan meninjau proyek KCJB. Usai peninjauan, Jokowi dan rombongan akan langsung kembali ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat menggunakan rangkaian kendaraan.

Sebelumnya, Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021, yang merupakan perubahan atas Perpres Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Melalui Perpres tersebut, Jokowi mengizinkan penggunaan APBN untuk mendukung proyek kereta cepat.

Pembiayaan dari APBN berupa penyertaan modal negara kepada PT Kereta Api Indonesia selaku pimpinan konsorsium serta penjaminan kewajiban pimpinan konsorsium.

 Saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung diinisiasi pada 2015, Jokowi bersikukuh kalau proyek tersebut murni menggunakan skema business to business dan tidak akan memakai dana APBN.

Penggunaan APBN pun dikhawatirkan tidak hanya berhenti sampai proses konstruksi tetapi akan terus berlanjut sampai operasional. 

Pasalnya, secara nilai keekonomian, proyek kereta cepat tidak menguntungkan sehingga biaya operasional kemungkinan besar tidak tertutupi oleh pendapatan dari tiket atau yang lain.

 Terkait terowongan 2 yang akan ditinjau Jokowi pada hari ini, pekan lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengkhawatirkan tekstur tanah sekitar Tunnel 2 yang sedikit lempung atau bertekstur tanah liat.

Dalam instagram pribadinya luhut.pandjaitan, dia menjelaskan Tunnel 2 merupakan terowongan yang memiliki total panjang 1.052 meter.

Menurutnya, pembangunan Tunnel 2 adalah salah satu struktur konstruksi yang punya tantangan geografis cukup tinggi. 

"Kesulitan pembangunan terowongan ini juga semakin kompleks karena berada di area “clay shale” ," tulis Luhut dalam instagramnya, Rabu (12/1).

Jenis tanah tersebut memiliki karakteristik yang sangat mudah melapuk apabila terkena air dan terekspos penggalian pada saat konstruksi.

"Belum lagi, terowongan 2 juga merupakan terowongan “single-hole double track” dengan kedalaman terkubur maksimum sedalam 53,6 meter," tambahnya.


Reporter: Rizky Alika