Kementerian Pertanian atau Kementan akan mengatur penyerapan sorgum di dalam negeri melalui mekanisme serupa dengan syarat impor. Caranya yaitu mewajibkan importir untuk menyerap sorgum produksi petani lokal apabila ingin mendapatkan persetujuan impor gandum dari pemerintah.
"Offtaker sorgum itu adalah semua pelaku industri yang mengimpor gandum. Jangan lupa, volume impor gandum itu sudah 11 juta ton," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kompleks Gedung DPR, Selasa (16/8).
Syahrul mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menyetujui skema tersebut. Namun dirinya belum bisa memastikan kapan skema tersebut dapat diterapkan.
Dia mengatakan, sorgum merupakan biji-bijian berbentuk seperti jagung, namun berukuran cenderung lebih kecil. Seperti Gandum, Sorgum juga dapat diolah menjadi sereal, bubur, tepung, roti, kue, dan sirup.
Pemerintah juga akan mempercepat pengembangan sorgum sebagai substitusi gandum. Saat ini, pemerintah sedang mengembangkan produksi sorgum pada lahan seluas 15.000 hektar yang tersebar di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Lampung.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan bahwa Presiden joko Widodo sudah menginstruksikan pembuatan peta jalan produksi dan hilirisasi sorgum hingga 2024. Peta jalan tersebut disusun untuk menghadapi krisis pangan pada masa depan.
Moeldoko menilai pasokan gandum di pasar ekspor telah berkurang lantaran beberapa negara produsen melarang ekspor gandum, seperti Kazakhstan, Kirgistan, India, Afghanistan, Aljazair, Serbia, dan Ukraina. Adapun, sorgum dinilai dapat menggantikan gandum lantaran memiliki genetik yang sama.
Moeldoko mencatat produktivitas sorgum saat ini masih sekitar 3-4 ton per hektar di Nusa Tenggara Timur, sedangkan di Pulau Jawa mencapai 4-5 ton per hektar. Namun demikian, Moeldoko menilai produktivitas tersebut dapat ditingkatkan lebih jauh.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk menyatakan siap mengembangkan mie instan berbahan dasar sorgum untuk menggantikan gandum impor. Direktur Indofood Sukses Makmur, Fransiscus Welirang mengatakan pihaknya telah berbicara dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengembangkan mie instan berbasis pangan lokal ini.
"Produk tepung ini berkembang terus, akan ada produk baru," kata pria yang akrab dipanggil Franky ini.