Bapanas Akan Sesuaikan Harga Eceran Tertinggi Beras dan HPP Gabah

ANTARA FOTO/Muhammad Mada/tom.
Petani memanen padi di Tegalgondo, Karangploso, Malang, Jawa Timur, Kamis (2/3/2023).
3/3/2023, 09.18 WIB

Badan Pangan Nasional atau Bapanas melakukan pembahasan mengenai penyesuaian Harga Eceran Tertinggi atau HET beras dan juga Harga Pokok Penjualan atau HPP gabah serta beras. Hal itu dilakukan untuk memastikan agar penyerapan gabah atau beras oleh Bulog bisa berjalan optimal pada panen raya Maret-April ini. 

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya akan berkolaborasi denganKementerian Pertanian, Bulog dan pelaku usaha penggilingan untuk mencermati kebijakan tersebut.

“Mengenai penyesuaian HPP, dalam beberapa hari ini Bapanas akan mengundang Kementerian dan Lembaga terkait serta seluruh stakeholder perberasan nasional untuk menghitung bersama-sama HPP terbaru," ujarnya.

Dia mengatakan, hal tersebut harus betul-betul dipersiapkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem perberasa nasional. Selain itu, penyesuaian HPP untuk memastikan Bulog bisa melakukan penyerapan guna mengisi Cadangan Beras Pemerintah atau CBP sesuai target. Dengan demikian, pemerintah memiliki instrumen untuk mengendalikan harga.

Tak hanya itu, dia menuturkan, langkah pengendalian harga beras ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mengingatkan Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah berhati-hati terhadap harga beras. Pasalnya harga beras memiliki andil yang besar terhadap inflasi lantaran harganya masih sangat tinggi hingga saat ini.

Arief menegaskan, pengendalian harga beras menjadi kunci untuk menjaga inflasi pangan jelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. Upaya mitigasi pengendalian harga beras terus dilakukan di antaranya melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP beras di tingkat konsumen yang masih berjalan.

“Sampai dengan 1 Maret Bulog telah menyalurkan sekitar 413 ribu ton beras untuk kegiatan SPHP,” tuturnya.

Berdasarkan data yang dirilis BPS, angka inflasi nasional Februari 2023 tercatat sebesar 0,16% secara bulanan, atau mengalami penurunan dari inflasi Januari 2023 yang berada di angka 0,34%.

Untuk komoditas pangan, beras memberikan andil tertinggi sebesar 0,08%, disusul bawang merah sebesar 0,03% dan cabai merah sebesar 0,02%.

Selain itu, menurut data BPS, beras merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi sebesar 2,34% pada Januari ini. Rata-rata harga beras terus naik sejak 2018.

United States Department of Agriculture (USDA) memproyeksikan produksi beras global mencapai 503,27 juta metrik ton (MT) pada musim 2022/2023, turun 11,78 juta MT (2,29%) dari musim 2021/2022.

Reporter: Nadya Zahira