Demonstrasi Tak Berujung, Ekonomi Hong Kong Memasuki Resesi

ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas
Ilustrasi. Aksi demonstrasi yang berlarut-larut membuat ekonomi Hong Kong pada kuartal III 2019 diperkirakan menurun dan menempatkan wilayah ini masuk jurang resesi.
Penulis: Agustiyanti
28/10/2019, 14.03 WIB

MTR telah menutup layanan lebih awal selama beberapa minggu terakhir dan mengatakan akan menutup sekitar dua jam lebih awal dari biasanya pada hari Senin pukul 11 ​​malam untuk memperbaiki fasilitas yang rusak. Jumlah wisatawan anjlok dengan penurunan jumlah pengunjung memburuk pada Oktober, turun hampir 50 persen.

Operator ritel, dari mal perbelanjaan utama hingga bisnis pertokoan terpaksa tutup selama beberapa hari yang juga kerap dilakukan beberapa bulan terakhir.

(Baca: Ekspor-Impor Lesu, Pengusaha Duga Ada Pelemahan Daya Beli)

Sementara pihak berwenang telah mengumumkan langkah-langkah untuk mendukung usaha kecil dan menengah yang dirazia para demonstran, Chan mengatakan langkah-langkah itu hanya sedikit mengurangi tekanan"

"Biarkan warga kembali ke kehidupan normal, biarkan industri dan perdagangan beroperasi secara normal, dan ciptakan lebih banyak ruang untuk dialog rasional," tulisnya.

Para pengunjuk rasa marah lantaran memandang Tiongkok banyak melakukan intervensi pada pemerintah Hong Kong. Wilayah ini sebelumnya merupakan koloni Inggris yang kembali ke pemerintahan Tiongkok pada 1997 dengan perjanjian satu negara dengan dua sistem yang dimaksudnya menjamin kebebasan yang selama ini tak berlaku di daratan Tiongkok.

Beijing membantah ikut campur. Mereka menuduh pemerintah asing, termasuk Amerika Serikat dan Inggris lah yang menimbulkan masalah di wilayah itu.

Halaman: