Hadapi Perang Dagang, Indonesia Serukan Kerja Sama 'Blok Selatan'

Agung Samosir|KATADATA
Penulis: Redaksi
9/10/2018, 16.42 WIB

(Baca juga: Memanas, Tiongkok Balas Serang AS dengan Tarif Impor Rp 888 Triliun).

Diskusi panel ini untuk mendapatkan pandangan para ahli dari pemerintah, Bank Sentral, Eximbank, serta institusi keuangan lainnya untuk memperkuat daya saing usaha kecil menengah (UKM) yang berorientasi ekspor dalam e-commerce global.

Menurut Mardiasmo, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok berdampak besar pada pasar global. Keadaan ini merupakan tantangan bagi pemerintahan seluruh dunia untuk menetralisasi keadaan dan tetap menjaga kesejahteraan masyarakat termasuk Indonesia. “Pemerintah akan mendukung penuh sektor industri dan mereformasi perpajakan,” ujarnya.

Ketegangan perdagangan dan ketidakpastian dalam perang tarif memang berdampak terhadap pasar berkembang. Peningkatan signifikan terhadap tarif impor semakin menekan volume perdagangan internasional dan kinerja ekspor. Tingginya ketergantungan terhadap dolar Amerika memperparah akan beban pembiayaan eksportir.

(Baca pula: Sisi Positif Perang Dagang, Ekspor Minyak Sawit Juli Melejit).

Karena itu, kata Mardiasmo, di sinilah pentingnya Kerja Sama Selatan-Selatan, terutama untuk menciptakan respon serta strategi yang potensial untuk mengatasi situasi tadi. Apalagi, target Kerja Sama Selatan-Selatan untuk membuka peluang serta penetrasi pasar.

Halaman: