Kekurangan Tenaga Kerja, Produksi Sawit Malaysia Terancam Anjlok 25%

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/NZ.
Petani memetik tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Produksi minyak sawit Malaysia terancam turun 25% akibat kekurangan tenaga kerja.
Penulis: Ekarina
20/7/2020, 16.08 WIB

Angka ini juga anjlok hingga 12% dalam empat bulan pertama 2020. "Ekspor minyak sawit pada bulan April dibandingkan dengan bulan Maret 2020 menurun 77 ribu ton, 44 ribu ton dari refined palm oil dan 33 ribu ton dari CPO," kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam siaran pers yang dikutip Selasa (9/6).

Secara kumulatif, ekspor CPO dan turunannya sepanjang Januari-April 2020 sebesar 10,3 juta ton. Angka tersebut lebih rendah 12,1% dibandingkan ekspor Januari April 2019. Namun secara nilai, ekspor Januari- April tahun ini 9,4% lebih tinggi, yaitu US$ 6,96 miliar dibandingkan tahun lalu yang sebesar US$ 6,37 miliar.

Produksi CPO Indonesia 

Gapki juga mencatat, produksi CPO dan turunannya mencapai 15,03 juta ton sejak Januari hingga April 2020. Produksi CPO lebih rendah 12% dibandingkan periode Januari-April 2019 sebesar 17,2 juta ton. Mukti mengatakan, produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu merupakan efek bawaan dari kemarau panjang tahun lalu.

Oleh karena itu, dia berharap, peningkatan produksi pada April bisa menjadi titik awal fase kenaikan produksi musiman tahun ini. Sedangkan terkait konsumsi dalam negeri, Gapki mencatat pada Januari-April 2020 konsumsi mencapai 5,93 juta ton, lebih tinggi 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh adanya implementasi B30. Secara bulanan, konsumsi dalam negeri sebesar 1,4 juta ton atau lebih rendah 6,5% dari Maret sebesar 1,49 juta ton.

Penurunan secara bulanan disebabkan oleh menurunnya konsumsi biodiesel sebanyak 113 ribu ton akibat berkurangnya mobilitas masyarakat. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diduga menyebabkan konsumsi untuk keperluan pangan naik 4 ribu ton secara bulanan menjadi 725 ribu ton.

Sedangkan, konsumsi oleokimia naik 11 ribu ton secara bulanan, menjadi 115 ribu ton yang seiring meningkatnya pemakaian hand sanitizer dan sabun.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas menyumbang pundi devisa terbesar bagi negara. Selain itu, industri kelapa sawit juga merupakan industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia seperti yang ditampilkan dalam databoks berikut:

Halaman: