Direktur CIA Diam-diam Bertemu Pimpinan Taliban, AS Akan Taat Deadline

ANTARA FOTO/Qatar News Agency/Handout via REUTERS/HP/djo
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani bertemu dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala biro politik Taliban, di Doha, Qatar, Selasa (17/8/2021). Mullah Abdul Ghani dikabarkan menggelar pertemuan rahasia dengan Direktur CIA William Burns pada Senin (23/8).ANTARA FOTO/Qatar News Agency/Handout via REUTERS/HP/djo
Penulis: Maesaroh
25/8/2021, 07.36 WIB

 Biden Tegaskan Deadline Penarikan Pada 31 Agustus
Presiden Joe Biden, pada Selasa (24/8), menegaskan Amerika Serikat dalam tahap penyelesaian misi evakuasi sampai deadline kehadiran tentara AS di Afganistan berakhir, yakni 31 Agustus. Pernyataan ini menegaskan rencananya untuk tidak menahan pasukan AS atau memperpanjang deadline.
Mengutip CNN, Biden menjelaskan kesuksesan misi evakuasi akan sangat tergantung pada kerja sama dari Taliban. Dia juga meminta kepada pimpinan militer AS untuk menyiapkan opsi darurat jika nantinya dibutuhkan "penyesuaian jadwal" .

"Kami dalam tahap untuk menyelesaikan (evakuasi) sampai 31 Agustus. Saya bertekad untuk menyelesaikan misi. Tentunya misi itu juga tergantung pada kerja sama Taliban dengan mengizinkan akses ke bandara dan tidak mengacaukan operasi kami. Semakin cepat misi selesai maka akan lebih baik karena setiap tambahan hari ada resiko yang terus meningkat pada pasukan kami," kata Biden, seperti dikutip CNN.

Sebagai informasi, rencana penarikan AS menjadi perdebatan hangat menyusul kembalinya pasukan Taliban ke puncak pemerintahan Afganistan.  Biden, pekan lalu, mengisyaratkan kemungkinan AS akan memperpanjang waktu kehadiran militernya di Afganistan. Biden beralasan perpanjangan diperlukan untuk memberikan upaya maksimal dalam melakukan evakuasi.

Namun, rencana perpanjangan tersebut sudah ditentang Taliban. Juru bicara kelompok Taliban Suhail Shaheen saat diwawancarai Sky News menegaskan akan ada konsekuensi jika AS dan koalisi mereka menunda penarikan pasukan.
"Jika AS atau Inggris ingin memperpanjang waktu untuk melakukan evakuasi, jawabannya adalah tidak, atau akan ada konsekuensi. Itu akan menciptakan ketidakpercayaan di antara kita. Jika mereka bersikeras untuk melanjutkan kependudukan mereka (di Afganistan) maka itu akan memprovokasi kamu untuk bertindak," tutur Suhail Shaheen.
AS dan pasukan koalisinya sudah berada di Afganistan sejak 2001, menyusul invasi mereka ke negara tersebut pasca serangan 9/11.

Sementara itu, sekitar 5.800 tentara AS masih menjaga bandara Kabul untuk mengamankan evakuasi. Pada Selasa (24/8), Taliban menegaskan mereka tidak akan mengizinkan warga Afganistan untuk meninggalkan negara mereka. Evakuasi yang sudah berlangsung sejak Senin (16/8) ricuh dan memakan puluhan korban jiwa karena ribuan warga ekspatriat dan warga Afganistan memenuhi bandara Kabul untuk segera melarikan diri dari negara tersebut.

Halaman: