Inggris Bantah Krisis BBM, Antrean Panjang di SPBU karena Sopir Kurang

KatadataANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/HP/djo
Kendaran mengantri untuk mengisi bahan bakar di spbu Texaco di London, Inggris, Senin (27/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/HP/djo
Penulis: Maesaroh
1/10/2021, 19.45 WIB

Kebijakan ini memungkinkan industri berbagi informasi dan memprioritaskan pengiriman bahan bakar dengan mudah ke bagian negara yang paling membutuhkan.

Pemerintah Inggris juga memperpanjang izin mengemudi ADR (izin untuk mengemudikan kendaraan) yang mengangkut bahan berbahaya untuk mencegah pengemudi dikeluarkan dari daftar untuk mengikuti pelatihan penyegaran (refresher training).

Mereka juga menghimbau kepada orang yang masih memegang izin mengemudi HGV untuk mempertimbangkan kembali ke sektor pengangkutan, dimana mereka akan mendapatkan pengupahan dan kondisi kerja yang lebih baik.

"Meskipun kami sekarang melihat bahwa situasi mulai membaik, kami terus bekerja untuk memperbaiki masalah struktural di industri pengangkutan, membantu merekrut dan mempertahankan lebih banyak pengemudi," tuturnya.

Pemerintah juga akan terus memperbanyak pengemudi kendaraan berat dengan meningkatkan ketersediaan pengujian dan menyederhanakan prosesnya. Dengan demikian, bisa tersedia 50.000 lebih banyak pengujian setiap tahunnya.

Jumlah pengujian ini tidak termasuk jumlah ketersediaan yang sudah dilipatkgandakan pada bulan April dari tingkat pra-pandemi.

Pemerintah Inggris juga akan menginvestasikan 10 juta poundsterling (Rp 193,45 miliar)  untuk membuat kamp pelatihan keterampilan baru. Juga, melatih hingga 3.000 pengemudi truk berat HGV - dengan tambahan 1.000 orang yang dilatih melalui pelatihan-pelatihan di tingkat lokal.

 "Pesan kami kepada para pengemudi, tetaplah bersikap bijaksana dan hanya mengisi bahan bakar seperti biasa,"kata Kedutaan Besar Inggris.

Pemerintah Inggris mengataka kekurangan pengemudi truk berat HGV tidak hanya terjadi di Inggris tetapi juga seluruh Eropa. Penelitian dari Transport Intelligence memperkirakan bahwa kekurangan pengemudi dari daratan Eropa sekitar 400.000.

"Kita tahu bahwa sektor ini memiliki masalah struktural jangka panjang, termasuk tenaga kerja yang menua, yang diperburuk oleh berbagai faktor jangka pendek seperti misalnya Covid-19," tutur mereka.


Halaman: