Mantan Menlu AS Colin Powell Meninggal karena Komplikasi Covid-19

U.S. Department of State/twitter
Mantan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell
Penulis: Maesaroh
19/10/2021, 05.26 WIB

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Colin Powell meninggal di usia 84 tahun pada Senin (18/10) karena komplikasi Covid-19. Menlu di Era Presiden George W. Bush tersebut telah menerima vaksin lengkap.

CNN melaporkan Powell menderita multiple myeloma, salah satu jenis kanker darah yang berkembang di sel plasma sumsum tulang. Jenderal bintang empat tersebut juga menderita penyakit parkinson.

Meskipun vaksin Covid-19 memberikan perlindungan untuk melawan penyakit berbahaya dan mencegah kematian, penderita myeloma merupakan salah satu pasien yang rawan dengan vaksinasi tersebut karena ada kemungkinan tidak bisa meresponnya dengan baik.

Studi yang dilakukan Nature, Juli lali, menunjukan hanya 45% penderita multiple myeloma yang mampu merespon dengan baik vaksin Covid-19 sementara 22% lainnya menunjukan hasil yang beragam, dan sepertiga lainnya tidak mampu memberikan respon.

 "Powell merupakan salah satu kelompok masyarakat yang paling rentan. Dia berusia di atas 80 tahun dan memiliki kanker. Perawatan kanker membuatnya rentan," tutur Jonathan Reiner, profesor kedokteran dan bedah di George Washington University, seperti dikutip dari CNN.

Reiner berharap meninggalnya Powell menjadi pendorong bagi kaum muda dan beresiko rendah untuk segera melakukan vaksinasi.

"Vaksinasi adalah upaya melindungi orang yang kita cintai.  Anda mungkin berusia 25 tahun dan cukup kuat menahan virus tetapi  Anda tertular, Anda bisa menyebarkan virus ke orang-orang rentan seperti Powell," kata Reiner.

 Powell yang menjabat sebagai menlu pada periode  Januari 2001- Januari 2005 dikenal luas sebagai salah pendukung invasi AS ke Irak pada 2003. Invasi tersebut mengakhiri kepemimpinan Presiden Saddam Hussein.

Saat itu, pria kelahiran New York tersebut mencari dukungan internasional dengan membeberkan sejumlah bukti yang hingga kini belum terbukti kebenarannya, seperti kepemilikan senjata pemusnah massal Irak.

Halaman: