Mengenal Sosok Gustav Radbruch, Ahli Hukum dan Filsuf Jerman

uni-kiel.de
Ilustrasi, Gustav Radbruch.
Editor: Agung
21/12/2022, 14.32 WIB

Namun, mereka tertangkap dan dipenjara untuk sementara. Beberapa saat kemudian setelah kudeta runtuh, Gustav Radbruch berusaha menahan amarah para pekerja

Pada 24 Maret ia memberi pidato pemakaman bagi 25 korban kudeta di Eichhof. Atas tindakannya selama kudeta berlangsung, Gustav Radbruch pun dihormati oleh kaum osisal demokrat dan diberikan tempat aman dalam daftar kekaisaran sosial demokrat.

Oleh karena itu, ia duduk di Reichstag sejak 1920 hingga 1924. Selama itu, ia menjabat dua kali sebagai Menteri Kehakiman Kekaisaran.

Kemudian, pada 1924 ia ingin kembali ke kehidupan akademis. Keinginan itu semakin muncul dan akhirnya ia pun memusatkan seluruh perhatiannya di Kiel University. Selanjutnya pada 1926, ia pun menjadi Dekan Fakultas Hukum Kiel University.

Posisinya di University Kiel berakhir pada 1926, dengan adanya tawaran di Heidelberg. Sekembalinya ke Heidelberg, Gustav Radbruch menulis edisi ketiga dan terakhir dari buku “Rechtsphilosophie” atau Filsafat Hukum.

Reputasinya pun semakin meluas, dan mendapat tawaran jabatan profesor di Hamburg dan Berlin. Namun, Gustav Radbruch menolak tawaran tersebut.

Kemudian pada 9 Mei 1933, ia menjadi profesor universitas pertama yang diberhentikan dengan undang-undang. Hal ini dilakukan untuk memulihkan layanan sipil profesional. Dasar hukumnya yakni Imperial Law Gazette I 1933, Halaman 175.

Ia diberhentikan bukan karena rasis terkait hal tertentu. Alasan utama ia diberhentikan adalah karena alasan politik.

Gustav Radbruch saat itu masih berada di Jerman, tetapi ia harus menerbitkan buku di luar negeri. Ia juga dilarang menerima pertemuan di Universitas Kaunas di Lituania dan Zurich. Meski demikian, ia diperbolehkan melakukan kunjungan studi satu tahun ke University College di Oxford pada 1935/1936.

Kembalinya Gustav Radbruch Ke Bidang Akademik

Selanjutnya, pada 1945 adalah tahun yang berkesan bagi Gustav Radbruch. Ia kembali menjadi dekan pasca Perang Heidelberg yang pertama.

Pada masa itu, ia menulis karya-karyanya yang terkenal seperti "Gesetzliches Unrecht und übergesetzliches Recht" atau Ketidakadilan Hukum dan Hukum yang Tidak Diatur oleh Hukum. Buku ini diterbitkan pada 1946 dan mungkin menjadi karyanya yang paling berpengaruh.

Pernyataan Gustav Radbruch yang cukup terkenal yakni ada pada “Radbruch’s Formula” pada 1946. Hal tersebut menyatakan bahwa konflik antara keadilan dan kepastian hukum haruslah mampu diselesaikan karena hukum positif telah terjamin dengan undang-undang dan kekuasaan.

Bahkan sangat didahulukan ketika isinya tak adil dan tak pantas kecuali adanya kontradiksi antara hukum positif dan keadilan mencapai sedemikian rupa sehingga dianggap tidak adil.

Gustav Radbruch kemudian meninggal dunia pada 23 November 1949. Namanya dikenang hingga kini sebagai salah sosok yang paling berpengaruh pada abad ke-20.

Halaman: