Pemerintah Gandeng Tiongkok Jamin Keamanan Ekspor-Impor Perikanan

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meninjau aktivitas TPI dan dermaga PP Muara Angke, Jakarta Utara (28/10/2019). 
Penulis: Rizky Alika
28/11/2019, 09.19 WIB

Pemerintah Indonesia dan Tiongkok menandatangani perjanjian kerja sama tentang jaminan keamanan dalam impor dan ekspor produk akuatik. Melalui kolaborasi ini, kedua negara dapat saling mendorong perdagangan perikanan.

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rina dan Wakil Menteri General Admnistration of Customs China (GACC) Zhang Jiwen di Kantor KKP, Jakarta, kemarin (27/11). Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyaksikan acara tersebut.

“Tiongkok akan meningkatkan impor dan ekspor perdagangan, terutama komoditas berkualitas tinggi,” kata Zhang Ziwen dikutip dari siaran pers, Kamis (28/11).

Melalui kerja sama ini, kedua negara mendorong kesetaraan sistem jaminan mutu dan keamanan produk perikanan. Ke depan, Indonesia dan Tiongkok akan berbagi informasi tentang ketentuan perundangan dan standardisasi, sistem inspeksi perkarantinaan, serta metodologi dan prosedur ekspor-impor produk akuatik.

Selain itu, kedua negara bekerja sama dalam meningkatkan teknologi pada metodologi pengujian laboratorium. (Baca: Pemerintah Target Ekspor Perikanan Capai Rp 84,5 Triliun Tahun Depan)

Zhang mengatakan, Tiongkok merupakan konsumen produk laut terbesar di dunia. Pada 2018, negaranya mengimpor lebih dari 5 juta ton produk kelautan dan perikanan.

Ia menyatakan, negaranya terus membuka diri untuk meningkatkan impor perdagangan, termasuk produk kelautan dan perikanan. Indonesia pun telah merealisasikan perdagangan beberapa komoditi perikanan untuk masuk ke Tiongkok.

Data perdagangan hasil perikanan Indonesia ke Tiongkok pada 2018 surplus US$ 80,58 juta. Secara rinci, nilai eskpor mencapai US$ 675,98 juta dan impor US$ 95,39 juta.

Zhang mengatakan, nilai perdagangan ini berpeluang meningkat ke depan. “Kami yakin dengan upaya dari kedua negara, kerja sama kami akan semakin lancar dan terlihat hasilnya,” kata dia.

(Baca: Konsumsi Ikan di Indonesia Baru 93,5% dari Target)

Edhy Prabowo mengatakan, Indonesia merupakan negara dengan potensi kelautan dan perikanan yang besar. Indonesia pun telah  mengekspor beberapa jenis komoditas perikanan seperti cumi, lobster, rumput laut, dan telur ikan terbang ke Tiongkok.

Menurutnya, potensi perdagangan produk kelautan dan perikanan antara Indonesia dan Tiongkok masih sangat besar. Sebab, Tiongkok membutuhkan banyak komoditi kelautan dan perikanan untuk memenuhi kebutuhan pasarnya.

“Ada 629 perusahaan yang bisa melakukan ekspor produk perikanan ke Tiongkok. Saya yakin Tiongkok butuh banyak ikan,” kata Edhy.

Selain itu, Edhy mengajak Tiongkok untuk berinvestasi di industri perikanan Indonesia. Sebab, peluang bisnis perikanan di Indonesia masih sangat besar.

Ke depan, KKP akan terus membangun komunikasi yang baik dengan pemerintah Tiongkok. “Kami akan terus membuka hubungan yang saling menguntungkan dengan Tiongkok," kata Edhy.

(Baca: DPR Soroti Rencana KKP Hibahkan Kapal Pencuri Ikan kepada Nelayan)

Reporter: Rizky Alika