Pertamina menargetkan dapat melakukan pengeboran di Blok Rokan pada Kuartal III 2020. Hal ini guna menahan laju penurunan produksi saat alih kelola dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina pada 2021.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan, perusahaannya harus segera melakukan pengeboran di blok minyak dan gas (migas) itu. Karena itu, diskusi antara Chevron dan Pertamina terkait skema bisnis saat transisi Blok Rokan harus mencapai titik temu sesegera mungkin.
Saat ini, Pertamina tengah memproses pengadaan long lead item untuk mengebor sumur di Blok Rokan. Long Lead Item merupakan barang-barang dengan spesifikasi khusus yang disesuaikan dengan karakteristik sumur.
Ia mengatakan, sulit untuk mengebor sumur di Blok Rokan pada Semester I 2020. “Karena kami fokus pada penyediaan barang-barang yang dibutuhkan untuk pengeboran, memastikan rig siap, menyiapkan crew, memastikan long lead item seperti wheel head terkumpul dan disiapkan semua,” ujar Dharmawan di Gedung Kementerian ESDM, hari ini (3/1).
(Baca: Pertamina dan Chevron Belum Sepakati Rencana Pengeboran Blok Rokan)
Dharmawan menjelaskan, pengeboran Pertamina di Blok Rokan akan lebih banyak dibanding ketika perusahaan mulai berinvestasi di Blok Mahakam. Setidaknya, Pertamina bakal mengebor 20 sumur di Blok Rokan.
Sejalan dengan target tersebut, perusahaan kemungkinan bakal merevisi Rencana Kerja dan Anggaran (WP&B) terkait target produksi. Apalagi, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mematok target produksi Blok Rokan 161 ribu barel minyak per hari (bopd) pada tahun ini.
"Kami akan berdialog terus dengan SKK Migas, apakah itu termasuk eksisting WP&B atau akan ada revisi WP&B,” kata dia. Dharmawan mengatakan, SKK Migas sangat mendukung upaya-upaya yang bertujuan menjaga produksi migas.
(Baca: Pertamina Siapkan Dana untuk Pengeboran 20 Sumur Blok Rokan pada 2020)
Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar kedua di Indonesia. Luasnya sekitar 6.220 kilometer dan memiliki 96 lapangan migas. Tiga di antaranya memiliki potensi minyak yang sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Namun, produksi Blok Rokan menurun sejak awal tahun ini.
Tahun ini, SKK Migas menargetkan produksi di Blok Rokan bisa mencapai 161 ribu bopd atau turun dibanding target 2019 yang sebesar 190 ribu bopd. Hal ini lantaran Chevron tidak lagi berinvestasi untuk aktivitas apapun di Blok Rokan pada 2020.
(Baca: Chevron dan Pertamina Masih Tutup Mulut Soal Transisi Blok Rokan)