SKK Migas Ingin Pertamina EP Terapkan EOR Full Scale di Lapang Tanjung

Ilustrasi, logo Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam acara Gas indonesia Summit & Exhibition 2019 di JCC, jakarta Pusat (1/8). SKK Migas mendorong Pertamina EP menerapkan EOR secara penuh di Lapangan Tanjung.
29/11/2019, 15.22 WIB

Pasalnya, Pertamina EP juga mengkaji EOR injeksi karbondioksida dari Proyek Unitisasi Lapangan Jambaran-Tiung Biru.“Masih studi, tapi di sisi lain kalau bisa cocok, kalau bisa feasible, tergantung hasil studilah,” ujar Nanang.

Saat ini Pertamina EP menggelar delapan proyek EOR. Delapan proyek tersebut meliputi kegiatan EOR di Lapangan Tanjung, Sukowati, Rantau, Sago, Ramba, Jirak, Limau dan Jatibarang. Melalui kegiatan EOR, Pertamina optimis dapat menahan laju penurunan produksi minyak alamiah.

Pasalnya, SKK Migas memproyeksi lifting minyak mentah Indonesia akan terusn menurunn hingga 2030. Dalam Rapat Dengan Pendapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, SKK Migas memprediksi lifting minyak pada akhir tahun lalu hanya 775 ribu barel/hari dan akan menyusut tinggal 281 ribu barel/hari pada 2030.

Artinya terjadi penurunan 494 ribu barel/hari dalam 13 tahun ke depan. Penurunan tersebut terjadi karena eksploitasi sumur-sumur minyak saat ini kebanyakan sudah uzur  dan dilakukan tanpa teknologi canggih EOR. Data selengkapnya terkait lifting minyak Indonesia dengan EOR atau tanpa penerapan EOR dalam grafik Databoks di bawah ini:

(Baca: Pertamina Pesimistis Bisa Mengebor Blok Rokan Tahun Depan)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan