Jokowi Minta Pemda Tutup Mata Meneken Izin Investasi untuk Ekspor

Presiden Joko Widodo memberikan pidato saat menghadiri Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019).
13/11/2019, 12.38 WIB

(Baca: Diskriminasi Sawit, Indonesia Gugat Uni Eropa ke WTO Tahun Ini)

“Kalau neraca perdagangan dan transaksi berjalan kita surplus, yang nge-banned CPO (minyak kelapa sawit) kita, kita potong impor-impor mobil, impor barang. Berani kita. Tapi kalau posisi seperti ini kita hitung-hitungan,” ucap Jokowi.

BPS mencatatkan neraca dagang pada September 2019 defisit sebesar US$ 160 juta, memburuk dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus US$ 85 juta. Defisit terjadi karena kinerja ekspor yang melemah, sedangkan impor meningkat.

Nilai ekspor pada September tercatat sebesar US$ 14,1 miliar, turun 1,21% dibanding bulan sebelumnya atau 5,74% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan nilai impor US$ 14,26 miliar, naik 0,63% dibandingkan bulan sebelumnya atau turun 2,41% dibanding periode yang sama tahun lalu.

(Baca: Jokowi Yakin Penyakit Defisit Transaksi Berjalan Tuntas dalam 4 Tahun)

Sedangkan Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2019 mencapai US$ 7,7 miliar atau 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), membaik dibanding kuartal sebelumnya US$ 8,5 miliar atau 3,22% terhadap PDB. Meski demikian, neraca pembayaran masih tercatat defisit sebesar US$ 46 juta.

Sepanjang tahun lalu, neraca transaksi berjalan mengalami defisit US$ 31,1 miliar atau sekitar 2,98% dari PDB. Defisit tersebut merupakan yang terdalam sejak 2015.

Halaman: