Jokowi Minta Pemda Tutup Mata Meneken Izin Investasi untuk Ekspor
(Baca: Diskriminasi Sawit, Indonesia Gugat Uni Eropa ke WTO Tahun Ini)
“Kalau neraca perdagangan dan transaksi berjalan kita surplus, yang nge-banned CPO (minyak kelapa sawit) kita, kita potong impor-impor mobil, impor barang. Berani kita. Tapi kalau posisi seperti ini kita hitung-hitungan,” ucap Jokowi.
BPS mencatatkan neraca dagang pada September 2019 defisit sebesar US$ 160 juta, memburuk dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus US$ 85 juta. Defisit terjadi karena kinerja ekspor yang melemah, sedangkan impor meningkat.
Nilai ekspor pada September tercatat sebesar US$ 14,1 miliar, turun 1,21% dibanding bulan sebelumnya atau 5,74% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan nilai impor US$ 14,26 miliar, naik 0,63% dibandingkan bulan sebelumnya atau turun 2,41% dibanding periode yang sama tahun lalu.
(Baca: Jokowi Yakin Penyakit Defisit Transaksi Berjalan Tuntas dalam 4 Tahun)
Sedangkan Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2019 mencapai US$ 7,7 miliar atau 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), membaik dibanding kuartal sebelumnya US$ 8,5 miliar atau 3,22% terhadap PDB. Meski demikian, neraca pembayaran masih tercatat defisit sebesar US$ 46 juta.
Sepanjang tahun lalu, neraca transaksi berjalan mengalami defisit US$ 31,1 miliar atau sekitar 2,98% dari PDB. Defisit tersebut merupakan yang terdalam sejak 2015.