Rig Terlambat, Pertamina Tak Capai Target Pengeboran di Sanga - Sanga
Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) menyatakan pihaknya hanya mampu mengebor 26 sumur pengembangan di Blok Sanga-Sanga pada tahun ini. Jumlah sumur tersebut lebih kecil dibanding target perseroan yang mencapai 29 sumur pengembangan.
Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Bambang Manumayoso mengatakan, terlambatnya rig ke lokasi pengeboran membuat target pengeboran di blok tersebut tak tercapai. Meskipun begitu, Pertamina tetap optimistis target produksi siap jual (lifting) migas Blok Sanga-Sanga masih bisa tercapai di akhir tahun.
Bambang mengatakan produksi minyak Blok Sanga-Sanga di Agustus 2019 telah mendekati target APBN, sekitar 12 ribu barel minyak per hari (BOPD). Ditambah hasil pengeboran dua sumur gas sebesar 12 Juta Standar Kaki Kubik per Hari (MMSCFD). "Pencapaian ini akan tetap ditingkatkan guna pencapaian target APBN sepanjang tahun 2019," ujar Bambang kepada Katadata.co.id, Senin (19/8).
Sepanjang semester I 2019, realisasi lifting Blok Sanga-Sanga hanya sebesar 9.252 BOPD atau 75% dari target yaitu 12.377 BOPD. Sedangkan realisasi lifting untuk gas sebesar 67 MMSCFD atau sudah 110% dari target yaitu 61 MMSCFD.
(Baca: Lifting Migas Rendah, Pemerintah Bandingkan Pertamina vs Operator Lama)
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyoroti kinerja lifting minyak Pertamina yang tak mencapai target hingga semester I 2019. Salah satunya yakni realisasi lifting minyak di Blok Sanga-Sanga.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto mengatakan, Pertamina sudah jauh tertinggal dalam memutuskan target pengeboran dibandingkan pengelola blok sebelumnya. "Mengebor-nya sedikit. Waktu masih dipegang operator sebelumnya mengebor-nya puluhan bahkan ratusan baik Sanga-Sanga maupun Mahakam," ujarnya di Jakarta, Jumat (16/8).
Perusahaan pelat merah tersebut dianggap sangat selektif dalam menetapkan lokasi pengeboran. Ini berbeda dengan operator sebelumnya yang jor-joran mengebor di berbagai lokasi. "Kalau zaman operator sebelumnya asal mengebor saja, bisa dapat bisa tidak," kata dia.
(Baca: SKK Migas Persoalkan Realisasi Lifting Rendah Akibat Investasi Lambat)