Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam waktu dekat akan membentuk tim alih kelola Blok Rokan. Tim tersebut akan memastikan transisi pengelolaan Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina berjalan lancar.
Kepala SKK Migas Sumatera Bagian Utara, Avicenna Darwis mengatakan, pembentukan tim ahli merupakan respon dari menurunnya produksi Blok Rokan yang masih dikelola Chevron Pacific Indonesia. Penurunan produksi terjadi karena Chevron mengurangi investasi di ladang minyak tersebut menjelang kontrak berakhir pada 2021.
Nantinya, tim tersebut akan mencari kesepakatan antara Chevron dan Pertamina dalam proses transisi, terutama menyangkut isu lingkungan hidup, sumber daya manusia, dan data migas.“Yang jadi tantangan adalah menyangkut data, karena data tidak dibangun dalam setahun, dua tahun,” kata Avicenna pada Kamis (11/7).
(Baca: Pertamina Dibayangi Risiko Penurunan Produksi Blok Rokan Tahun 2021)
Selain itu, tim juga akan membahas skema dan model investasi selama transisi Blok Rokan. Avicenna berharap pembahasan mengenai transisi bisa segera rampung sehingga Pertamina bisa berinvestasi sebelum resmi mengelola Blok Rokan pada 2021.
SKK Migas menargetkan realisasi produksi minyak siap jual (lifting) minyak blok ini pada 2019 hanya sebesar 190 ribu barel minyak per hari (BOPD). Angka tersebut turun 9,2% dibandingkan realisasi tahun 2018 yang mencapai 209.478 BOPD.
Hingga semester pertama 2019, (ifting Blok Rokan hanya mencapai 194 ribu BOPD. Angka ini lebih rendah dibandingkan empat bulan pertama 2019 yang mencapai 195 ribu barel per hari (BOPD).
(Baca: Pertamina Was-was Produksi Blok Rokan Terus Turun Seperti Blok Mahakam)