Demi Capai Target Lifting Migas, SKK Migas Genjot Produksi Blok Cepu

Katadata
Produksi Blok Cepu akan ditingkatkan hingga 225 ribu bopd demi mengejar target lifting minyak tahun ini.
17/5/2019, 16.17 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan salah satu faktor lesunya penerimaan negara dari sektor migas hingga April 2019 adalah realisasi lifting migas yang tidak mencapai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan telah menyiapkan beberapa upaya untuk mengejar target lifting migas tahun ini.

Salah satunya dengan meningkatkan produksi Blok Cepu. "Memang lifting migas masih di bawah target tapi kami masih berusaha untuk meningkatkan produksi, termasuk menaikkan produksi di ExxonMobil Cepu mencapai 225 ribu barel per hari," kata Wakil Kepala SKK Migas Sukandar saat Rapat Dengar Pendapat di Komisi VII DPR RI, Kamis (16/5).

Produksi Blok Cepu sejauh ini memang masih cukup bagus. Berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak Blok Cepu hingga April 2019 mencapai 219,7 ribu barel per hari (barrel oil per day/bopd) dengan lifting minyak sebesar 219,2 bopd atau mencapai 101,5% dari target APBN tahun ini sebesar 216 ribu bopd. 

Selain itu, Sukandar menyatakan ada 11 proyek onstream yang dapat meningkatkan lifting migas sekaligus investasi sektor hulu migas sepanjang 2019. Potensi produksi dari 11 proyek onstream ini bisa menambah produksi minyak sebesar 13.587 bopd dan gas 1.172 juta standar kubik per hari (MMscfd). 

(Baca: Kementerian ESDM Optimistis 11 Proyek Topang Lifting Migas Tahun Ini)

SKK Migas mencatat lifting migas hingga April 2019 hanya mencapai 1,8 juta barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd). Atas capaian tersebut, kinerja hulu migas per April baru mencapai 89,1% dari target APBN sebesar 2,025 juta boepd.

Secara detail, lifting minyak hingga April 2019 hanya mencapai 749,5 ribu bopd atau sebesar 84% dari target APBN 2019 sebesar 775 ribu bopd. Sementara lifting gas per April 2019 hanya 5.909 mmscfd atau sebesar 84% dari target APBN 2019 sebesar 7.000 mmscfd.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan rendahnya lifting migas hingga April 2019 ini karena decline rate yang lebih tinggi dan lebih cepat di beberapa blok migas besar seperti blok migas yang dikelola Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Pertamina Hulu Energi (PHE) OSES, PHE ONWJ, Medco E&P Natuna, BP Berau (Blok Tangguh), dan Eni Muara Bakau.

"Kondisinya sangat berat untuk mengejar," kata Dwi saat paparan kinerja hulu migas caturwulan I di Jakarta, Rabu (8/5).

(Baca: Lifting Migas Belum Capai Target, Pertamina Diminta Percepat Investasi)

Reporter: Verda Nano Setiawan