Ma'ruf Amin Sesalkan Munajat 212 Diwarnai Intimidasi Jurnalis

ANTARAFOTO | Rivan Awal Lingga
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyayangkan intimidasi terhadap jurnalis terjadi dalam kegiatan Munajat 212 di Monas, Jakarta, Kamis (21/2) lalu.
Penulis: Hari Widowati
22/2/2019, 16.57 WIB

Harus Dihukum agar Jera

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengecam keras intimidasi dan kekerasan yang dilakukan massa beratribut Front Pembela Islam (FPI) terhadap jurnalis peliput Munajat 212, Kamis (21/2) malam. AJI juga meminta aparat penegak hukum menangkap pelaku dan mengadilinya di pengadilan.

Ketua AJI Jakarta Asnil Bambani Amri mengatakan, hukuman berat sepatutnya diberikan agar kasus yang sama tak terulang lagi di masa depan. "Sehingga (pelaku) mendapat hukuman agar ada efek jera," kata Asnil dalam keterangan resmi AJI Jakarta, Jumat (22/2).

Kejadian bermula saat tersiar kabar copet yang tertangkap di tengah acara salawatan Munajat 212 di Silang Monas pukul 21.00 WIB. Wartawan yang saat itu sedang menunggu narasumber lantas berkumpul mendekati lokasi kejadian. Tiba-tiba, banyak massa yang mengerubungi awak media. Beberapa orang lantas membentak para jurnalis dan memaksa menghapus gambar kericuhan.

Saat sedang menghapus gambar, Koordinator Liputan CNN Indonesia TV, Joni Aswira sempat mendengar intimidasi dari massa. "Kalian dari media mana, dibayar berapa? Kalau rekam yang bagus saja, yang jelek tidak usah," teriak massa.

Nasib lebih parah dialami wartawan Detikcom yang mengalami kekerasan fisik. Awalnya, jurnalis tersebut dicekik oleh seseorang yang ingin menghapus gambar dan video yang sedang direkam. Massa lalu membawa wartawan itu ke tenda VIP lantaran ia enggan menyerahkan telepon selulernya. Bahkan di dalam tenda, sang wartawan mengalami kekerasan fisik berupa pemukulan hingga pencakaran.

(Baca: Aliansi Jurnalis Sebut Persekusi Online Jadi Tren Kekerasan Baru)

Halaman:
Reporter: Antara