Menyusul berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik swasta, PT Pertamina (Persero) akhirnya menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi mulai hari Sabtu ini (5/1). Langkah tersebut dilakukan seiring dengan tren penurunan harga minyak dunia.
Penurunan harga BBM itu meliputi jenis Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Dex dengan besaran yang bervariasi, mulai dari Rp 100 hingga Rp 250 per liter. Di masing-masing daerah, harga baru BBM itu tidak sama karena dipengaruhi oleh perbedaan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
Sebagai contoh untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), harga Pertalite turun Rp 150 per liter, yaitu dari Rp 7.800 per liter menjadi Rp 7.650 per liter. Sedangkan harga Pertamax turun Rp 200 menjadi Rp 10.200 per liter.
Adapun, harga Pertamax Turbo turun Rp 250 menjadi Rp 12.000 per liter. Selanjutnya, harga Dexlite turun Rp 200 menjadi Rp 10.300 per liter dan harga Dex hanya turun Rp 100 menjadi Rp 11.750.
(Baca juga: Faktor Geopolitik Bisa Picu Harga Minyak Naik Lagi ke Level US$ 75)
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan, penyesuaian harga tersebut sudah berdasarkan mekanisme dan peraturan yang berlaku. “Kami telah berkordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terutama pelanggan setia produk-produk Pertamina,” katanya dalam siaran pers tertulis Pertamina.
Jika mengacu harga minyak dunia pada awal tahun ini, harga emas hitam tersebut jenis Brent untuk kontrak Maret 2019 sebesar US$ 53,18 per barel. Sedangkan harga minyak WTI mencapai US$ 44,86. Harganya lebih rendah dibandingkan awal Desember lalu, yaitu untuk jenis Brent sebesar US$ 60,06 per barel.
Sedangkan harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Desember 2018 mencapai US$ 54,81 per barel. Capaian ini merupakan level terendah sepanjang tahun 2018, bahkan sejak November 2017.
Selain faktor penurunan harga minyak, keputusan Pertamina memangkas harga BBM karena menguatnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
(Baca juga: Berkat Uang Minyak, Penerimaan Negara 2018 Capai 102,5% dari Target)
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid menyatakan, Pertamina akan terus mengevaluasi secara berkala harga BBM tersebut sesuai dengan dinamika harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah di pasar global.
Pertamina berharap penyesuaian harga ini dapat meningkatkan loyalitas masyarakat yang sudah menjadi pelanggan produk Pertamina.
Kebijakan Pertamina menurunkan harga BBM tersebut lebih lambat dibandingkan SPBU-SPBU milik swasta. Pada Desember lalu, PT Total Oil Indonesia, ExxonMobil, PT AKR Corporindo Tbk, PT Vivo Energy Indonesia, dan Garuda Mas sudah menurunkan harga BBM nonsubsidi.