(Baca juga: Ke KPK, Sandiaga Bantah Pemberian Mahar Politik untuk PAN dan PKS)
Masih perlu permak
Potensi Sandiaga untuk menggaet pemilih perempuan sebenarnya cukup besar. Alasannya, berdasarkan survei LSI Denny JA pada 12-19 Agustus 2018, Sandiaga mampu menaikkan elektabilitas Prabowo di mata pemilih perempuan.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby memaparkan, elektabilitas Prabowo secara personal di basis pemilih perempuan hanya sebesar 25,2%. Ketika bersama Sandiaga, elektabilitasnya menjadi 30%.
Hanya saja, upaya ini belum maksimal karena elektabilitas Prabowo-Sandiaga tertinggal sekitar 20% dari pesaingnya, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Saat Pilpres 2014, Jokowi telah serius menggaet suara perempuan.
Dari survei LSI Denny JA, Prabowo-Sandiaga hanya mendapatkan perolehan suara sebesar 30% dari responden perempuan. Sementara, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di segmen tersebut mencapai 50,2%.
"Pengaruhnya belum kelihatan ya karena ini mungkin baru awal. Baru beberapa hari berjalan dan kampanye masih belum masif," kata Adjie.
(Baca juga: Survei LSI: Ma'ruf Gerus Elektabilitas Jokowi, Sandi Naikkan Prabowo)
Karenanya, Adjie menyarankan Sandi menguatkan narasi menggaet pemilih perempuan. Adjie pun menilai tim kampanye Prabowo-Sandiaga perlu upaya ekstra agar suara dari merebut basis pemilih perempuan yang mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Mampu atau tidak (mengungguli Jokowi-Ma'ruf) tergantung tim dan kandidat," kata Adjie.
Adjie menilai saat ini narasi Prabowo-Sandi untuk fokus ke pemilih perempuan belum terbangun secara rapi, baik dari sisi kampanye, gimmick, maupun isu.
"Jadi menurut saya belum terlalu berefek," kata Adjie.