Calon Tunggal dalam Pilkada 2018 Diprediksi Meningkat

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.
2/1/2018, 20.22 WIB

(Baca: Usung Sudirman Said di Pilkada Jateng, Prabowo Bebaskan Sosok Cawagub)

Hal ini yang menjadi alasan Perludem beranggapan bahwa maraknya calon tunggal dipengaruhi oleh partai politiknya. Pilkada seharusnya menjadi ajang ketangguhan partai politik dalam mengukur daya tarung, baik dalam kelembagaan partai, maupun merebut pengaruh antar pemilih.

"Tapi saat ini malah disederhanakan sebagai panggung transaksi politik," ujar dia. (Baca: Ridwan Kamil Batal, Golkar Lirik Duet Dedi Mulyadi-Deddy Mizwar)

Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afiduddin mengatakan sedikit pasangan yang bertanding sebenarnya sah-sah saja. Namun, hal ini tidak baik untuk iklim demokrasi, lantaran masyarakat tidak memiliki banyak pilihan politik.

Hal ini dikatakan Afif dalam mengevaluasi kemungkinan adanya calon tunggal pada Pilkada 2018 mendatang. Dia menyoroti munculnya calon tunggal dikarenakan faktor alami seperti popularitas si calon yang tidak tertandingi atau ada faktor lain. "Karena potensi partisipasi (masyarakat) memilih juga jadi menurun," kata dia.

Halaman: