(Baca: Jonan Kirim Utusan ke Papua Lihat Kondisi Freeport)

Selain itu, pencarian cadangan ini juga penuh risiko. Penyebabnya data-data geologi dari pemerintah juga belum sepenuhnya siap dan lengkap. Kendala geografis Papua yang berbukit dan dataran tinggi juga menjadi salah satu tantangan perusahaan untuk melakukan eksplorasi di kawasan itu. 

''Karakteristik sangat berisiko bahkan untuk mendapatkan cadangan hanya 1 persen,'' kata dia.

Alasan lainnya adalah waktu penemuan cadangan hingga produksi juga lama. Sebagai contoh,  tambang di Grasberg yang dimiliki Freeport saat ini ditemukan pertama kalinya pada 1930. Namun, produksi baru bisa dilakukan pada tahun 1992.  (Baca: BUMN Siap Ambil Saham Freeport, Kontraknya Pasti Diperpanjang)

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Papua Bangun S. Manurung mengatakan Freeport butuh perpanjangan kontrak karena akan fokus menggarap tambang bawah tanah. Alasannya, tambang terbuka sudah tidak efisien lagi. ''Itu menurut planning mereka, 2018 tutup itu yang tambang terbuka,'' kata Bangun. 

Halaman: