Jokowi: 10 Juta Bukan Pekerja Cina, Tapi Target Turis Asing

Rusman | Biro Pers Sekretariat Presiden
Penulis: Safrezi Fitra
23/12/2016, 15.56 WIB

Dia mengaku heran, kenapa isu pekerja Cina ini bisa terus berkembang. Bila ditelisik lebih lanjut, penghasilan yang bisa didapat pekerja asing di Indonesia saat ini, lebih rendah dibandingkan upah yang didapat di negara asalnya atau negara-negara lain.

Menanggapi pertanyaan mengenai isu masuknya tenaga kerja ilegal yang disinyalir menggunakan kebijakan bebas visa. Presiden sekali lagi menyebut bahwa ini hanyalah berlaku untuk kepentingan turisme, bukan pekerjaan. "Kalau ada yang ilegal ya tugasnya imigrasi dan Kemenaker (Kementerian Tenaga Kerja) untuk menindak," ujarnya.

Terkait dengan evaluasi kebijakan bebas visa, dia meyakini bahwa Kementerian Luar Negeri telah mengantisipasi segala kemungkinan. Semua negara pun pasti akan melakukan hal yang sama. Kebijakan bebas visa untuk kunjungan turis Cina dan negara lainnya, telah diberlakukan pada pertengahan 2015 untuk meningkatkan meningkatkan jumlah wisatawan.

Sekadar informasi, industri pariwisata nasional saat ini tumbuh cukup baik. Sepanjang bulan Juli lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rekor tertinggi kunjungan wisatawan sepanjang sejarah pariwisata Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada bulan tersebut mencapai 1,03 juta kunjungan.

"Ini merupakan sejarah baru untuk jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, merupakan yang tertinggi dan melewati satu juta kunjungan dalam waktu satu bulan," terang Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, pada awal September lalu. (Baca: Jokowi Ancam Copot Arief Yahya Jika Turis Asing Tak Sampai 20 Juta)

Jumlah tersebut naik 17,68 persen dibandingkan Juli tahun lalu yang hanya berada pada angka 877.584 kunjungan. Bahkan, jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Juni lalu, jumlah kunjungan wisatawan asing meningkat sebesar 20,42 persen.

Halaman: