Siap Pangkas Anggaran, ESDM Tunda Proyek Migas dan Terbarukan

Arief Kamaludin | Katadata
10/8/2016, 17.23 WIB

Selain pembangunan infrastruktur LPG, ada juga proyek infrastruktur gas alam terkompresi atau Compressed Natural Gas (CNG). Program ini diharapkan tetap dapat berjalan lancar meskipun ditunda ke tahun depan.  

Proyek lainnya adalah pembangunan kilang mini gas alam cair (LNG) di Karawang, dengan kapasitas 5 juta kaki kubik per hari (mmsfcd). Kemudian proyek empat stasiun Liquefied to Compressed Natural Gas (LCNG) di Cirebon, Kaligawe, Gresik, dan Banyuwangi dengan masing-masing kapasitas 0,5 mmscfd. 

(Baca: Fokus Penggunaan LNG untuk Wilayah Timur)

Awalnya proses engineering atau konstruksi awal kilang mini LNG dan LCNG akan dilakukan tahun ini dengan dana sebesar 42,80 miliar. Program ini juga diusulkan menggunakan anggaran tahun jamak atau multiyears tahun 2016 hingga 2018.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Teguh Pamudji mengatakan selain migas, ada juga beberapa program yang dipotong seperti program Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi. Salah satunya pembangkit panas bumi di atap untuk bandar udara yang juga akan ditunda pembangunannya.

Kemudian program potong 10 persen itu juga kemungkinan akan dikurangi jumlah tempat pelaksanaannya. Tadinya ada 20 provinsi yang akan melakukan program ini. Program Indonesia Terang yang terkait sosialisasi pun akan ditinjau kembali. “Kebetulan memang anggarannya yang masih dimungkinan dipotong itu di sana. Yang lain sepertinya sulit,” kata dia pekan lalu.

(Baca: Revisi APBN, ESDM Minta Dana Program Indonesia Terang Rp 47 T)

Selain menunda proyek, Kementerian ESDM menurut Teguh juga akan melakukan efisiensi terhadap program yang tidak bisa dilaksanakan. Alokasi angaran untuk perjalanan dinas dan rapat-rapat juga diefisiensikan.

Halaman: