Pertamina Akan Lanjutkan Proyek Kilang Cilacap Tanpa Saudi Aramco

Katadata
Ilustrasi, Kilang Cilacap. Pertamina memutuskan menjalankan proyek Kilang Cilacap secara mandiri karena hingga kini belum ada kejelasan sikap dari Saudi Aramco.
26/5/2020, 13.19 WIB

Kerjasama Saudi Aramco dengan Pertamina untuk pengembangan Kilang Cilacap sebenarnya sudah disepakati sejak 2016 lalu, dengan membentuk perusahaan patungan. Pertamina pun memegang saham sebesar 55% dan Saudi Aramco sebesar 45%.

Saat itu, Saudi Aramco menyatakan bersedia menanamkan modal hingga mencapai US$ 6 miliar, dengan syarat mendapat insentif dari pemerintah. Beberapa insentif yang diberikan adalah, tax holiday, lahan, dan penyerahan aset ke anak perusahaan nantinya.

Namun, Aramco justru mengucurkan investasi US$ 10 miliar untuk pengembangan kilang di Tiongkok. Perusahaan asal Arab tersebut meneken perjanjian pembentukan joint venture dengan grup konglomerat asal Tiongkok, Norinco, untuk pengembangan proyek kilang di Kota Panjin.

Perjanjian itu diteken pada 22 Februari 2019 lalu, di sela kunjungan Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman ke Beijing. Aramco dan Norinco, bersama dengan Panjin Sincen, akan membentuk perusahaan baru bernama Huajin Aramco Petrochemical Co.

Pembentukan usaha patungan ini sebagai bagian dari proyek yang akan mencakup kilang 300 ribu barel per hari (bpd) dengan cracker ethylene 1,5 juta metrik ton per tahun (mmtpa).

(Baca: Bulan Ini, Pertamina Ancam Depak Aramco dari Proyek Kilang Cilacap)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan