Tensi AS-Tiongkok Meningkat, Harga Minyak Jatuh Ke Level US$ 31

Dok. Chevron
Ilustrasi, aktivitas produksi minyak. Harga minyak kembali jatuh setelah hubungan AS-Tiongkok memanas.
28/5/2020, 08.46 WIB

(Baca: AS Ancam Sanksi atas UU Keamanan Hong Kong, Tiongkok Tak Tinggal Diam)

Padahal, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman sempat berdiskusi melalui sambungan telepon terkait kelanjutan pemangkasan produksi minyak. Namun, pelaku pasar menilai Rusia mengirimkan sinyal yang meragukan jelang pertemuan OPEC+ yang digelar dua minggu ke depan. 

Adapun kelompok OPEC + sebelumnya sepakat memotong produksi hampir 10 juta barel per hari (bph) pada periode Mei dan Juni 2020. "Sepertinya meyakinkan di atas kertas, tetapi pasar menahan kegembiraan sampai mendapatkan rincian lebih lanjut tentang jumlah pemangkasan produksi dan janga waktunya," ujar Analis senior Phil Flynn di Price Futures Group seperti dilansir dari Reuters.

Selain itu, pandemi corona masih menjadi sentimen negatif bagi harga minyak. Sebab, penyebaran Covid-19 telah memukul ekonomi secara global.

Ekonom menyebut 2 juta orang di Amerika mengajukan aplikasi awal untuk asuransi pengangguran minggu lalu. Sedangkan ekonomi zona euro diprediksi akan menyusut antara 8% dan 12% tahun ini.

(Baca: Corona Belum Usai, BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2020 Minus 2,2%)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan