Rekor Baru, Kasus Corona di Dunia Naik 212 Ribu Lebih dalam Sehari

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Ilustrasi, petugas medis mengambil sampel darah warga saat rapid test massal di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/6/2020).
Penulis: Desy Setyowati
5/7/2020, 15.11 WIB

Alasannya, penggunaan obat-obat itu tak efektif mengurangi angka kematian akibat virus corona. “Hasil uji coba sementara ini menunjukkan bahwa hidroksiklorokuin dan lopinavir/ritonavir menghasilkan sedikit atau tidak ada pengurangan kematian pasien Covid-19,” kata WHO dalam pernyataan resminya.

AS pun memutuskan untuk menghentikan uji coba penggunaan hidroksiklorokuin dan lopinavir/ritonavir. Hal ini berdasarkan rekomendasi komite pengarah uji coba internasional (trial’s international steering committee).

(Baca: WHO: Uji Coba Pengobatan Virus Corona Menunjukkan Data yang Positif)

Sedangkan remdesivir untuk penanganan pasien terinfeksi Covid-19 masih digunakan dengan syarat. Sebab, obat buatan Gilead ini terbukti mempersingkat waktu pemulihan pasien di rumah sakit.

Sekadar informasi, ada lima cabang pendekatan pengobatan pasien terjangkit corona. Cabang ini di antaranya perawatan standar, remdesivir, hidroksiklorokuin, lopinavir/ritonavir, dan lopinavir/ritonavir yang dikombinasikan dengan interferon.

Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, hampir 5.500 pasien di 39 negara dilibatkan untuk uji coba pengobatan terkait virus corona. WHO menargetkan hasilnya dapat diketahui dalam dua pekan.

(Baca: Peneliti Hong Kong: Kombinasi 3 Obat Efektif Atasi Sakit Corona Sedang)

Selain itu, ada 18 kandidat vaksin virus corona yang diuji coba kepada manusia sejauh ini. Hampir 150 orang yang ikut percobaan masuk tahap pengembangan.

Halaman: