Mal Dibuka 100%, Epidemiolog Ingatkan Risiko Kenaikan Kasus Covid-19

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pengunjung berswafoto di Eco Skywalk di Pusat Perbelanjaan Neo Soho Mall - Central Park saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 seiring menurunnya kasus Covid-19, Jakarta, Rabu (3/11/2021).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Maesaroh
4/11/2021, 20.05 WIB

Pemerintah mengizinkan mal dan sejumlah fasilitas umum beroperasi dengan kapasitas 100% untuk wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1. Namun, epidemiolog menilai kebijakan tersebut berisiko untuk meningkatkan risiko penularan virus Covid-19.

"Tidak ada fasilitas yang bebas 100%. Ini sama dengan tidak ada wabah. Padahal wabah belum selesai," kata epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko saat dihubungi Katadata, Kamis (4/11).

Pemerintah diminta berhati-hati dalam menetapkan pembukaan aktivitas. Pasalnya, Indonesia belum terbebas dari Covid-19.

Untuk itu, ia berharap pemerintah dapat mengkaji ulang ketentuan kapasitas pada fasilitas umum untuk wilayah PPKM level 1.

 Miko juga meminta, pemerintah meningkatkan standar penelusuran kontak.

Penelusuran perlu dilakukan sebanyak 20 orang per kasus. Kemudian, pengetesan juga perlu ditingkatkan menjadi 1 per 1.000 populasi per hari.

Sementara, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, semestinya fasilitas umum seperti mal tidak serta merta dibuka kapasitasnya menjadi 100%.

"Jangan langsung 100% semua. Coba dibuka sebesar 80%. Tergantung dari kemampuan fasilitas tersebut," ujar dia.

Menurutnya, pembukaan fasilitas umum hingga 100% berpotensi meningkatkan risiko penularan. Terlebih, ada ancaman pandemi gelombang ketiga serta masuknya varian baru Covid-19.

 Selain itu, pembukaan tersebut berpotensi meningkatkan pengabaian terhadap protokol kesehatan, seperti menjaga jarak.

Untuk itu, pelonggaran aktivitas itu harus diikuti dengan peninjauan secara ketat.

Kemudian, pelonggaran kapasitas semestinya mengikuti kondisi di setiap lokasi, seperti ventilasi dalam sebuah gedung.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika