3. Sampah Gelas atau Kaca
Limbah non organik ini berasal dari bahan kaca. Contohnya gelas atau piring yang sudah pecah dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Sampah Kertas
Sampah kertas juga termasuk dalam jenis limbah anorganik. Kertas memang terbuat dari bahan alami, namun karena sampah ini bisa didaur ulang sebagaimana sampah anorganik lain seperti gelas, kaleng, dan plastik, maka kertas termasuk sampah non organik.
Prinsip Pengolahan Limbah Anorganik
Limbah non organik ini bisa diolah dengan menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle, dan replace. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Reduce
Reduce atau mengurangi adalah cara untuk meminimalisir penggunaan barang yang berpotensi menjadi sumber limbah. Contoh penerapan prinsip ini yaitu dengan membawa botol minum saat bepergian yang berguna untuk mengurangi sampah kemasan air mineral.
2. Reuse
Prinsip pengolahan limbah anorganik lainnya yaitu reuse. Prinsip ini bisa diterapkan dengan cara menggunakan barang-barang yang masih bisa digunakan. Jika prinsip ini diterapkan, maka jumlah sampah anorganik bisa dikurangi.
3. Recycle
Recycle merupakan prinsip pengelolaan limbah dengan cara mendaur ulang barang agar lebih fungsional. Contoh penerapan prinsip ini yaitu dengan mengolah sampah plastik menjadi ecobrick, kerajinan tangan, dan pengolahan lainnya. Tak hanya mengurangi jumlah sampah saja, namun hasil daur ulang tersebut juga bisa bernilai ekonomis.
4. Replace
Prinsip pengelolaan sampah anorganik yang terakhir yaitu replace. Prinsip pengelolaan ini dengan mengganti barang-barang yang kita gunakan dengan produk yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Misalnya saat berbelanja, bawalah tas belanja agar tidak perlu menggunakan kantong plastik. Atau dengan mengganti bungkus makanan styrofoam dengan daun yang mudah terurai.
Dampak Negatif Limbah Anorganik
Jika limbah non organik tidak diolah, maka bisa menyebabkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan, lingkungan, hingga sosial dan ekonomi. Berikut beberapa dampak negatif dari limbah anorganik.
- Menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare, demam, hingga infeksi.
- Menyebabkan bencana alam seperti banjir.
- Mencemari lingkungan seperti penyumbatan drainase dan pencemaran air.
- Menurunkan kualitas hidup.