Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut pelaku pengeroyokan Ade Armando pengecut. Ia pun meminta aparat keamanan tidak ragu-ragu mengambil tindakan tegas.
“Saya mengecam tindakan anarkis para pengeroyok terhadap saudara Ade Armando,” kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, Senin (11/4). “Cari (pelakunya). Temukan, dan tindak tegas!”
Ade merupakan pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia (UI). Ia dikeroyok oleh sejumlah orang saat menghadiri demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (11/4).
Dikutip dari Antara, Ade dianiaya sekumpulan massa yang diduga bukan dari kelompok mahasiswa. Dia dianiayai hingga tersungkur ke aspal, bahkan celana panjang yang ia pakai hilang.
Moeldoko mengatakan, pemerintah terbuka menerima kritik dan masukan dari masyarakat melalui berbagai saluran, termasuk unjuk rasa. Ia menyadari bahwa demonstrasi kemarin mulanya berjalan tertib, namun tercoreng tindakan anarkis sejumlah orang.
Dia mengingatkan bahwa menyampaikan aspirasi merupakan hak setiap warga negara dalam demokrasi. “Orang Indonesia pasti sudah bisa membedakan antara demokrasi dan anarkistis,” katanya.
Menurutnya, penyampaian aspirasi yang bersifat anarkis tidak akan menghasilkan apa-apa. Ini sama saja dengan memaksakan kehendak.
Dalam beberapa video yang beredar di media sosial, terlihat wajah Ade tampak babak belur. Ada darah yang mengucur di keningnya.
Ade tampak dibopong oleh beberapa aparat kepolisian yang menjaga kawasan kompleks gedung parlemen. Ia lantas dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Kabar terakhir, Ade menjalani perawatan di rumah sakit.
Peristiwa pemukulan itu terjadi sekitar 10 menit setelah perwakilan DPR menemui massa. Tiga wakil ketua DPR RI yang menemui mahasiswa, yakni Sufmi Dasco Ahmad, Lodewijk F. Paulus, dan Rahmad Gobel.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo turut mendampingi ketiga pimpinan DPR saat menemui mahasiswa di atas mobil komando.