Blok Masela Mangkrak, Jokowi Janjikan Keuntungannya Buat Maluku
Lapangan hulu minyak dan gas abadi Blok Masela di Maluku saat ini tengah mangkrak. Presiden Joko Widodo terus mendorong agar pembangunan ladang gas itu segera dimulai.
"Memang kami terus dorong agar segera dimulai," dalam keterangannya di Pasar Olilit, Kepulauan Tanimbar, Jumat (2/1).
Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, Blok Masela sebetulnya sudah akan dimulai seiring Inpex Corporation dan Shell Upstream Overseas Ltd sebagai pemegang saham. Namun, rendahnya harga minyak mendorong Shell untuk hengkang dari proyek tersebut.
Akibatnya, pengerjaan proyek Blok Masela pun mundur dari jadwal semestinya.
Untuk itu, pemerintah terus mencari mitra kerja baru agar proyek dapat segera dimulai. "Terus kami dorong agar segera terbentuk lagi," ujar dia.
Kepala Negara menyatakan masyarakat Saumlaki di Kepulauan Tanimbar, Maluku yang bakal mendapatkan keuntungan besar dari proyek Blok Masela. Ladang gas ini, kata Jokowi, bakal memberi dampak perputaran uang di wilayah tersebut.
Presiden juga meyakini produksi liquefied natural gas (LNG) Masela dapat berkontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Maluku.
Mangkraknya proyek ini membuat pemerintah mempertimbangkan sovereign wealth fund Indonesia Investment Authority (INA) terlibat dalam pengembangan Blok Masela.
“Arahan Bapak Presiden segera dinegosiasikan dan dicarikan investor baru, termasuk mempertimbangkan INA untuk masuk,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/8).
Sejak dua tahun lalu, Shell berencana melepas proyek Blok Masela. Keputusan tersebut didorong arus kas perusahaan yang tertekan karena proyek di negara lain.
Saat ini, Shell memiliki hak pengelolaan proyek Blok Masela sebesar 35%. Perusahaan berharap akan memperoleh dana hingga US$ 1 miliar dari penjualan saham tersebut.
Adapun, ladang gas di Maluku itu tengah mangkrak setelah Shell ingin melepas sahamnya. Untuk itu, Inpex Corporation selaku operator Blok Masela tengah mencari mitra baru.
SKK Migas pun menargetkan Inpex harus mendapatkan mitra pada akhir tahun ini. Apalagi, proyek ini ditargetkan onstream atau mulai berproduksi pada 2027.
Sementara, SKK Migas memperkirakan nilai proyek Abadi LNG Blok Masela bengkak US$ 1,3 miliar atau Rp 19,3 trilun (kurs Rp 14.900). Hal itu terjadi apabila proyek tersebut ditambah fasilitas penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilisation, and storage (CCUS) ke dalam rencana pengembangan (POD).