Presiden Joko Widodo telah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Nguyen Xuân Phúc di Istana Bogor, Kamis (21/12). Salah satu buah pertemuan tersebut adalah penguatan kerja sama di bidang energi bersih dan energi baru terbarukan atau EBT.
Buah pertemuan tersebut tertuang dalam nota kesepahaman tentang kerja sama energi dan sumber daya mineral. Kerja sama tersebut dinilai dapat mendorong pengembangan energi bersih dan EBT dengan Vietnam.
"Hal ini dapat mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari, tenaga hidrogen, dan smart grid," kata Presiden Jokowi di saluran resmi Sekretariat Presiden, Kamis (22/12).
Selain itu, Presiden Widodo menyambut baik rencana kolaborasi dari Vietnam dengan beberapa perusahaan pelat merah di dalam negeri. Salah satu kolaborasi yang dimaksud adalah pemasaran sepeda motor listrik buatan Indonesia, Gesit, di Vietnam.
Jokowi mengatakan kolaborasi tersebut dilakukan oleh PT BTM dan PT WIKA Industri dan Manufaktur. WIMA adalah perusahaan patungan antara PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi dan PT GESITS Technologies Indo.
Kolaborasi lain yang disoroti Presiden Jokowi adalah investasi pembuatan baterai kendaraan listrik atau EV dengan Indonesia Battery Corporation atau IBC. Selain itu, perusahaan asal Vietnam juta akan bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api atau INKA untuk memasok komponen bus listrik.
Sedangkan Nguyen mendorong adanya diversifikasi investasi bagi pengusaha di Indonesia dan Vietnam. Ia menilai salah satu sektor yang bisa didorong adalah ekonomi hijau dan energi terbarukan.
Berdasarkan ASEAN Investment Report, Vietnam menduduki peringkat ketiga dari rangking nilai investasi asing langsung di Asia Tenggara. Adapun, e-Conomy Southeast Asia 2022 meramalkan kesepakatan investasi sektor digital ke Vietnam diperkirakan meningkat 83% pada 2025-2030.