Benjamin Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel

ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/hp/cf
Ammar Awad Seorang pria berjalan melewati spanduk kampanye pemilihan partai Likud yang menggambarkan pemimpinnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menjelang pemilihan tanggal 23 Maret 2021, di Bnei Brak, Israel, Senin (22/3/2021).
17/6/2024, 20.43 WIB

Seorang pejabat Israel mengumumkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membubarkan kabinet perang yang beranggotakan enam orang. Keputusan itu diambil setelah Menteri Kabinet Perang Benny Gantz mundur dari kabinet.

"Pengambilan keputusan sekarang akan dikembalikan ke kabinet kemanan utama pemerintah," kata seorang pejabat Israel dikutip dari CNN, Senin (17/6).

Netanyahu diperkirakan akan melakukan pertemuan dengan sekelompok menteri untuk membahas perang yang berkecamuk di Jalur Gaza, termasuk dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer yang pernah berada di kabinet perang.

Seperti diketahui, kabinet perang dibentuk lima hari setelah serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Kabinet ini memiliki lima anggota yaitu Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav, pemimpin oposisi Benny Gantz, Ron Dermer dan Gadi Eisenkot.

Meminta Pemilu Dipercepat

Namun Gantz dipandang sebagai lawan politik Netanyahu yang paling tangguh. Dia mengumumkan keputusan yang rumit dan menyakitkan dengan menarik diri dari kabinet pekan lalu, dengan alasan kegagalan Netanyahu dalam menyusun strategi konflik di Gaza dan pemerintahan Gaza di masa depan.

“Netanyahu menghalangi kita untuk mencapai kemenangan nyata [di Gaza],” kata Gantz pada Sabtu (9/6).

Dia menuduh Netanyahu lebih mengutamakan pertimbangan politik pribadinya daripada strategi pascaperang di Jalur Gaza, sehingga keputusan strategis ke depan akan dipenuhi dengan keragu-raguan dan penundaan karena pertimbangan politik.

Gantz kemudian mendesak perdana menteri Israel untuk mengadakan Pemilihan Presiden pada Agustus 2024, atau beberapa bulan mendatang. “Saya menyerukan kepada Netanyahu: tetapkan tanggal pemilu yang disepakati. Jangan biarkan rakyat kami terkoyak,” kata Gantz.

Pada bulan April, Gantz menyerukan Pemilu segera diadakan setelah bulan September atau  menjelang peringatan satu tahun perang. Dia mengatakan bahwa masyarakat Israel perlu memperbarui kontraknya dengan para pemimpin.

Sebulan sebelumnya, dia melakukan perjalanan ke Washington, DC, Amerika Serikat untuk bertemu dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris dalam perjalanan yang tidak disetujui oleh pemerintah Israel.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari