Musim Kemarau, Luas Lahan Gagal Panen Capai 9.358 Hektare

ANTARA FOTO/Siswowidodo
Petani merawat tanaman di lahan yang mengering di Waduk Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Penulis: Rizky Alika
8/7/2019, 13.44 WIB

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan luas lahan yang gagal panen atau puso akibat kekeringan mencapai 9.358 hektare (ha) hingga 4 Juni lalu. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Sarwo Edhi mengatakan, ada sekitar 100 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan.

"Terdapat kurang lebih 100 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan pada musim kemarau 2019 dengan total kekeringan 102.746 ha dan puso 9.358 ha," kata dia dalam paparan rapat koordinasi mitigasi kekeringan di kantornya, Jakarta, Senin (8/7).

Daerah yang mengalami puso terluas ialah Jawa Timur seluas 5.069 ha. Kemudian, disusul oleh Jawa Tengah seluas 1.893 ha, Yogyakarta 1.757 ha, Jawa Barat 624 ha dan Nusa Tenggara Timur (NTT) 15 ha.

Sementara, daerah yang mengalami kekeringan meliputi Jawa Timur seluas 34.006 ha, Jawa Tengah 32.809 ha, Jawa Barat 25.416 ha, Yogyakarta 6.139 ha, Banten 3.464 ha, Nusa Tenggara Barat (NTB) 857 ha, dan NTT 55 ha.

(Baca: Produksi Beras Tahun Ini Diprediksi Turun karena Kekeringan)

Sarwo mengatakan, upaya mitigasi yang dilakukan oleh Kementerian meliputi pemanfaatan sumber air seperti penggunaan 11.654 unit embung pertanian dan 4.042 unit irigasi perpompaaan.

Kemudian, Kementerian akan memprioritaskan dan mengawal pemanfaatan air sebagai suplesi pada lahan yang kekeringan. Hal ini juga diiringi dengan identifikasi sumber air alternatiif dengan perpompaan dan irigasi air tanah dangkal.

Di sisi lain, penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) juga ditingkatkan, yaitu 93.860 unit pompa air. Khusus pada daerah terdampak kekeringan, pompa air yang digunakan mencapai 19.999 unit.

"Kalau ada sumber air yang berdekatan dengan lokasi kekeringan, segera infokan ke kami untuk segera dibuatkan rumah pompa," ujarnya. Adapun, pemanfaatan alsintan tersebut juga diiringi dengan pengerahan brigade untuk percepatan tanam padi, jagung, dan kedelai pada daerah yang airnya mencukupi.

(Baca: Stok Beras Capai 2,3 Juta Ton, Kementan Tak Takut Ancaman Kekeringan)

Selain itu, Kementerian juga mengawal ketersediaan air di waduk dan bendungan. Jadwal irigasi diutamakan pada wilayah yang terdampak kekeringan. Selain itu, Kementan akan menertibkan pompa air ilegal.

Sementara, Waaster Kasad TNI Gathut Setyo Utomo mengatakan pihaknya juga ikut mengawasi lahan kekeringan bersama dengan Kementerian Pertanian. "Kami satu instansi bersinergi di lapangan," ujarnya.

Salah satu pengawasan yang dilakukan ialah dengan menggandeng Komando Distrik Militer (Kodim), Komando Rayon Militer (Koramil), dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) dalam menangani kekeringan. Selain itu, pihak kepolisian akan mengawasi bila ditemukan adanya mafia air. "Kami sudah empat tahun kerja sama dengan Kementan," kata dia.

(Baca: Dirut Bulog: 50 Ribu Beras Pengadaan Lama Dilepas untuk Operasi Pasar)

Reporter: Rizky Alika