Bermula dari Instagram, Jualan Tanaman Hias Tembus ke Amerika

titikhijau / Instagram
Ilustrasi tanaman hias monstera atau janda bolong yang booming selama pandemi.
Penulis: Ekarina
24/10/2020, 11.30 WIB

Ekspor Tanaman Naik Selama Covid-19

Pandemi corona memberi keuntungan bagi usaha Titikhijau. Rico mengatakan, permintaan tanaman hias di pasar ekspornya meningkat berlipat-lipat saat pandemi mewabah di dunia hingga memicu karantina wilayah (lockdown).

Dari sinilah menurutnya tren berkebun naik pesat. Pada masa puncak Covid-19 di Eropa misalnya, yakni pada Mei lalu nilai Titikhijau bisa mencatat penjualan hingga Rp 1 miliar dari ekspor tanaman hias.

Ke depan, pasar ekspor menurutnya masih akan ia tekuni sambil tetap berpromosi lewat media sosial Instagram, Facebook maupun marketplace luar negeri.

Sementara itu, pengamat pemasaran dari Universitas Prasetiya Mulya,  Istijanto Oei mengatakan dalam memasarkan produknya ke luar negeri, UMKM harus mampu membawa produk dengan unique selling proposition atau diferensiasi dari pesaing.

"Inilah tugas pebisnis mencari nilai lebih produknya, baik berkompetisi di dalam negeri, apalagi di luar negeri, dia harus melihat pesaing lebih luas," katanya kepada katadata.co.id, Jumat (23/10).

Untuk bertahan dan berkembang jangka panjang, pebisnis harus dinamis. Artinya, pelaku usaha harus fleksibel dalam memenuhi kebutuhan konsumen atau melakukan terobosan (inovasi) yang bisa menggerakkan pelanggan.

Kedua, dinamis dalam melihat gerakan pesaing. Ini dilakukan dengan terus memperbarui produk atau melakukan inovasi di pasar.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ekspor tanaman hias secara nasional pada Januari-April 2019 sebesar 1.470 ton atau tumbuh 28,5% dibandingkan Januari-April 2018. Nilai ekspor tanaman hias Januari-April 2019 sekitar Rp 15 miliar.

Tanaman hias Indonesia saat ini sudah diekspor ke 30 negara seperti Singapura, Malaysia, China, Jepang, Korea, Belanda, Amerika, Inggria, Kuwait, Hongkong, Taiwan, Thailand, Vietnam, Canada, dan lainnya.

Halaman: