BUMN perikanan, Perum Perindo, menjalin kerja sama dengan e-commerce blanja.com untuk menjual ikan secara daring. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mencegah penyebaran virus corona.
Minat masyarakat membeli ikan secara online melalui platform digital diproyeksi terus meningkat. Apalagi di tengah pandemi corona.
Perum Perindo pun memutuskan untuk menjual ikan dalam partai kecil melalui e-commerce. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan konsumsi hariannya.
Di sisi lain, transaksi secara online bisa mencegah menularnya virus corona. Sebab, minim kontak langsung antara pedagang dan pembeli.
“Kami akan fokus ke pemasaran ritel sehingga masyarakat tetap mudah membeli komoditi pangan ikan tanpa datang ke pasar,” ujar Direktur Utama Perum Perindo Farida Mokodompit dalam siaran pers pada Rabu (1/4).
(Baca: Banyak Restoran Tutup Terimbas Corona, Permintaan Ikan Anjlok 20%)
Kerja sama dengan blanja.com merupakan upaya Perum Perindo dalam mendukung imbauan pemerintah agar masyarakat beraktivitas di rumah. Dengan bertransaksi melalui blanja.com, pesanan ikan akan diantarkan langsung ke rumah konsumen.
Adapun produk andalan ritel Perum Perindo antara lain, ikan dori fillet seharga Rp55.000 per kg, ikan tuna saku Rp85.000 per kg, dan udang kupas Rp125.000 per kg.
Kemudian, ikan kembung banjar Rp32.000 per kg, ikan laying deles Rp23.000 per kg, ikan bandeng tanpa duri Rp60.999 per kg, cumi kupas Rp85.000 per kg, ikan cakalang Rp28.500 per kg, dan ikan tongkol deho Rp16.000 per kg.
Ke depannya Perum Perindo akan menjajaki kerja sama lain dengan beberapa marketplace lain. Tujuannya, agar masyarakat memiliki banyak pilihan berbelanja ikan.
“Perum Perindo bakal menjual semakin banyak produk hasil perikanan. Ini merupakan komitmen Perum Perindo memenuhi kebutuhan ikan yang mudah diakses oleh masyarakat,” ujar dia.
Perum Perindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelabuhan perikanan, penangkapan ikan, perdagangan ikan dan budidaya ikan. Selama ini Perum Perindo menggarap perdagangan ikan secara offline dan dalam skala besar. Contohnya, memenuhi permintaan berton-ton ikan yang dikirim dengan kontainer baik dalam negeri maupun luar negeri.
(Baca: KKP Minta Akses Logistik Perikanan Tak Dibatasi di Zona Merah Corona)