Google Bocorkan Siasat Lazada hingga Bukalapak Gaet Pasar di Regional

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2019 mengungkapkan, , tingkat keterlibatan konsumen berbanding lurus dengan monetisasi di e-commerce. Untuk itu, perusahaan seperti Tokopedia, Lazada, Bukalapak hingga Shopee ramai-ramai menyediakan fitur hiburan.
Penulis: Desy Setyowati
8/10/2019, 19.11 WIB

Langkah-langkah ini pun menjadikan startup e-commerce masuk dua besar sektor yang paling diincar investor. Sepanjang Semester I 2019, startup di bidang ini memperoleh pendanaan US$ 2,5 miliar.

(Baca: Riset Google: Investasi ke Startup RI Rp 23,8 T, Terbesar di Regional)

Lazada merupakan salah satu e-commerce yang sudah menjalankan strategi ini. Perusahaan asal Singapura ini merilis fitur siaran langsung dan tiga gim dalam rangka ulang tahun ketujuh pada akhir Maret lalu. Pada tahun lalu, Lazada juga merilis toko virtual yang disebut wonderland.

“Kami harap konsumen kami selalu melihat Lazada sebagai tujuan shoppertainment yang menawarkan ragam pilihan produk, potongan harga, in-app games, konten video menarik, dan live streaming,” kata Chief Marketing Officer (CMO) Lazada Indonesia Monika Rudijono, akhir Maret lalu.

Pesaingnya, yakni Shopee juga menyediakan permainan seperti kuis atau goyang Shopee. Pada pesta belanja 12.12 Birthday Sale tahun lalu, goyang Shopee telah dimainkan 46 juta kali dan kuis Shopee diikuti 11 juta partisipan di tujuh negara.

Tak mau ketinggalan, Bukalapak merilis layanan hiburan seperti gim, video streaming hingga berbagai event offline berbasis komunitas yang dengan tiket eksklusif yang dijual di platform-nya.

“Kami menghadirkan sejumlah fitur yang dapat memudahkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari konsumen kami, termasuk dalam hal hiburan,” ujar Head of Corporate Communication Bukalapak Intan Wibisono Intan kepada Katadata.co.id.

(Baca: Mendag Dorong Usulan Hari Khusus E-Commerce Jual Produk Lokal)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati