Bukalapak telah menggaet 8,7 juta warung dan agen yang disebut Mitra Bukalapak. E-commerce ini pun meluncurkan aplikasi khusus yakni BukuMitra.
Sebelumnya, unicorn itu menyediakan aplikasi Mitra Bukalapak yang memungkinkan pemilik warung menjual barang kebutuhan sehari-hari dan menjadi agen pengiriman barang secara digital. Perusahaan kini meluncurkan BukuMitra.
BukuMitra dilengkapi dengan fitur Software as a Service (SaaS) yang memungkinkan pelaku UMKM, termasuk warung, kios pulsa, kedai makanan, jasa laundry hingga social commerce memiliki sistem pembukuan dan pencatatan utang.
Selain itu, terdapat fitur media promosi. Pengguna dapat membuat poster, katalog, kartu nama, dan spanduk untuk menyebarkan informasi tentang bisnis ke rekan melalui media sosial dan aplikasi percakapan.
“Seringkali bisnis yang bertumbuh ini masih dikelola dengan metode pembukuan yang tradisional dengan buku tulis atau secarik kertas. Metode ini tentunya memiliki risiko seperti kertas hilang, tak sengaja terbuang atau kotor,” kata President Bukalapak dalam keterangan resmi, Jumat (12/11). “Para pelaku bisnis ini berpotensi kehilangan pendapatan.”
Oleh karena itu, Bukalapak meluncurkan fitur SaaS dan telah digunakan oleh lebih dari 300 ribu pengguna. Kemudian unicorn ini merilis BukuMitra, yang memungkinkan catatan pembukuan pengguna tersimpan di komputasi awan (cloud).
Komisaris Bukalapak Bambang Brodjonegoro menambahkan, aplikasi itu dapat berkontribusi terhadap peningkatan penyediaan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, serta pengurangan ketidaksetaraan. Ini salah satu pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) yang dicanangkan oleh PBB.
“Terdapat 64 juta pelaku UMKM di Indonesia yang diperkirakan berkontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan mempekerjakan 97% populasi negara. Aplikasi BukuMitra akan memberikan peluang kepada pelaku UMKM untuk bisa terus tumbuh dan sejajar dengan pelaku bisnis retail modern dari segi pembukuan,” kata Bambang.
Sebelumnya, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, perusahaan berkomitmen menyasar warung di kota tier dua dan tiga setelah mencatatkan saham perdana alias IPO. "Kami percaya diri dengan masa depan itu. Sebab segmen ini sangat potensial," katanya dalam acara Wild Digital Conference, Rabu (10/11).
Ia mengatakan, adanya ratusan ribu pemegang saham Bukalapak saat ini menjadi bentuk validasi atas potensi pasar tersebut. "Dengan validasi dan kepercayaan dari pasar modal, ini membuat kami sangat bersemangat," katanya.
Oleh karena itu, Bukalapak berencana menciptakan lebih banyak produk atau layanan. Tujuannya, membantu lebih banyak pedagang untuk berkembang.
Bukalapak sendiri mempunyai lini bisnis yang menyasar pasar warung yakni Mitra Bukalapak. Lini ini berkontribusi 34% terhadap pendapatan Bukalapak secara keseluruhan pada semester I.
Mitra Bukalapak juga mencatatkan lonjakan pendapatan 350% secara tahunan (year on year/yoy) pada semester I.
Bukalapak juga mempunyai pangsa pasar yang besar untuk digitalisasi warung. Berdasarkan survei Nielsen terhadap 3.000 warung di 14 kota pada Juni, total pangsa pasar Bukalapak mencapai 42%.