Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump memblokir platform teknologi finansial (fintech) pembayaran milik Ant Group, Alipay. Ini terjadi di saat Beijing meminta perusahaan milik Jack Ma itu untuk merombak bisnis dan hanya berfokus pada layanan pembayaran.
Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang delapan aplikasi buatan Negeri Panda, termasuk Alipay, digunakan di AS. “Ini bertujuan mengantisipasi ancaman bagi warga Amerika yang ditimbulkan oleh aplikasi Tiongkok, yang memiliki basis pengguna besar dan akses ke data sensitif,” kata pejabat senior pemerintahan yang tidak disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Rabu (6/1).
Berdasarkan data Sensor Tower, aplikasi Alipay diunduh 207 ribu kali di AS selama tahun lalu. AS khawatir, perangkat lunak ini memanfaatkan data pribadi warga Amerika.
"Pengumpulan data memungkinkan Tiongkok untuk melacak lokasi karyawan dan kontraktor federal, serta membuat berkas informasi pribadi," demikian tertulis pada dokumen pemblokiran tersebut.
Selain Alipay, AS memblokir VMate milik Alibaba Group. Selain itu, CamScanner, SHAREit, Tencent QQ, UCWeb, WeChat Pay, dan WPS Office.
Setelah penandatanganan perintah eksekuti tersebut, Departemen Perdagangan AS akan menentukan jenis transaksi apa saja yang dilarang, dalam 45 hari. Ini memperkuat tekanan Trump terhadap Tiongkok, sebelum digantikan oleh Joe Biden pada 20 Januari nanti.
Kebijakan itu juga semakin menekan bisnis Jack Ma, yang disorot oleh Tiongkok. Beijing melakukan penyelidikan terhadap Alibaba atas dugaan monopoli sejak akhir 2020. Pemerintah juga meminta Ma merombak bisnis Ant Group, dengan melepas bisnis keuangan lain dan hanya menyediakan layanan pembayaran, Alipay.
Itu dilakukan setelah Ma berpidato dalam acara Bund Summit di Shanghai pada akhir Oktober 2020. Dalam pertemuan itu, Ma mengatakan bahwa Beijing menghambat inovasi, khususnya di bidang keuangan.
Setelahnya, Jack Ma belum juga muncul ke hadapan publik. Taipan Tiongkok itu pun dipanggil oleh Beijing pada awal November lalu (2/11/2020). Ma tak lagi muncul ke publik sejak saat itu.
Analis Gavekal Dragonomics yang berbasis di Beijing, Zhang Xiaoxi menilai bahwa pengetatan regulasi itu bertujuan menetapkan arah bisnis Ant Group. "Tapi kami belum melihat indikasi putusan yang jelas. Ant merupakan pemain raksasa di dunia dan setiap pemisahan bisnis harus diwaspadai," katanya akhir tahun lalu (28/12/2020).
Kepala penelitian keuangan di Jefferies Financial Group Inc yang berbasis di Hong Kong, Shujin Chen menilai, pertumbuhan bisnis Ant Group akan terbatas akibat kebijakan itu. “Di Tiongkok, industri pembayaran online sedang jenuh dan pangsa pasar Ant sudah mencapai batas,” katanya.