Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, akumulasi penyaluran pinjaman oleh perusahaan teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) mencapai Rp 155,9 triliun per 2020. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menargetkan pemberian kredit sepanjang tahun ini Rp 86 triliun.
Jika target itu tercapai, maka penyaluran pembiayaan oleh fintech lending mencapai sekitar Rp 241,9 triliun pada akhir 2021. “Penyaluran pinjaman oleh fintech tumbuh 91,3% secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun lalu,” demikian dikutip dari laporan OJK, Jumat (29/1).
Tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman di bawah 90 hari (TKB 90) per Desember 2020 sebesar 95,22%. Ini artinya, tingkat keterlambatan pembayaran atau kredit macet 4,78%.
TKB 90 terus membaik sejak September 2020, sebagaimana Databoks di bawah ini:
OJK dan AFPI melakukan beberapa langkah untuk menekan kredit macet. Yang terbaru, OJK menerbitkan aturan tentang kebijakan countercyclical dampak penyebaran coronavirus disease 2019 bagi lembaga jasa keuangan non-bank.
“Pinjaman macet bisa dikurangi dan akan tetap meningkatkan kepercayaan konsumen kepada penyelenggara fintech lending," kata Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W Budiawan kepada Katadata.co.id, pekan lalu (20/1).
AFPI juga mendorong fintech lending untuk menyasar sektor potensial untuk mengantisipasi risiko kredit. Salah satunya yakni pedagang online.
Dengan menyasar UMKM online, Modalku dan Akseleran mencatatkan peningkatan penyaluran pinjaman hingga dua kali lipat pada tahun lalu.
Penyaluran pinjaman oleh Modalku tumbuh dua kali lipat lebih menjadi Rp 20 triliun pada tahun lalu. Sedangkan, jumlah transaksi mencapai 3,5 juta kali se-Asia Tenggara.
Co-Founder sekaligus COO Modalku Iwan Kurniawan mengatakan, penyaluran pinjaman tetap naik karena UMKM merambah ekosistem digital saat pandemi Covid-19. Selain itu, pemahaman masyarakat terkait layanan teknologi seperti fintech meningkat.
“Penetrasi digital yang terus meningkat menjadi potensi bagi bisnis Modalku. Masyarakat jadi lebih paham mengenai manfaat fintech," kata Iwan dikutip dari siaran pers, dua pekan lalu (18/1).
Fintech lainnya, Akseleran juga mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit 35% yoy selama tahun lalu, sehingga akumulasinya mencapai Rp 960 miliar. “Per Desember, kami mengalami kenaikan pinjaman bulanan hingga 60% yoy," kata Co-Founder sekaligus CEO Akseleran Ivan Tambunan dalam siaran pers.
Ivan mengatakan, pada awal pandemi, pertumbuhan penyaluran pinjaman sempat melambat. Performa kembali naik pada Juni hingga Desember 2020.
Akseleran telah melayani sekitar 2.500 pelaku UMKM di 23 provinsi. Selain itu menggaet 150 ribu pemberi pinjaman (lender) individu dan 10 institusi.