Induk penyelenggara teknologi finansial pembiayaan (fintech lending) Modalku, Funding Societies dikabarkan mengakuisisi bank di Indonesia, PT Bank Index Selindo. Akusisi ini sejalan dengan rencana perusahaan mengembangkan neobank.
Pekan lalu, Tech in Asia melaporkan bahwa Funding Societies dan platform mobil bekas Carro terlibat dalam pembelian saham di Bank Index.
Bank Index beroperasi di kota-kota besar di Indonesia. Bank ini berfokus pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pemegang saham terbesar Bank Index adalah PT Khazanah Indexindo.
Sebelum kabar akuisisi Bank Index, DealStreetAsia melaporkan bahwa Co-Founder dan CEO Funding Societies Kelvin Teo tertarik untuk berinvestasi di bank lokal. Tujuannya, mengembangkan pasar neobank.
VP Head of Marketing Communications Modalku Ariani Hadioetomo belum bisa berkomentar soal kabar akuisisi Bank Index. Namun ia membenarkan bahwa perusahaan berencana merambah neobank.
"Sejalan dengan pendanaan seri C+, Modalku akan memperluas bisnis menuju neobank untuk mendukung UMKM lebih maksimal," kata Ariani kepada Katadata.co.id, Selasa (1/3).
Perusahaan juga terus berkomunikasi dengan berbagai rekan yang berpotensi mendukung strategi bisnis.
Modalku meraih pendanaan seri C+ US$ 144 juta atau Rp 2 triliun bulan lalu. Investasi ini dipimpin oleh SoftBank Vision Fund 2.
Investor lain yang berpartisipasi yakni VNG Corporation, Rapyd Ventures, Indies Capital, K3 Ventures, dan Ascend Vietnam Ventures.
Pendanaan tersebut menyusul ronde seri C US$ 45 juta atau Rp 642 miliar yang diperoleh antara 2020 dan 2021.
Co-founder Modalku Reynold Wijaya mengatakan, perusahaan akan memanfaatkan dana segar US$ 144 juta untuk mengelola pengeluaran. Selain itu, meningkatkan layanan Business to Business (B2B) payments bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku juga berencana ekspansi ke lebih banyak lokasi di Asia Tenggara tahun ini. “Ini untuk memperkuat kehadiran kami di Asia Tenggara, dan membawa dampak positif yang lebih besar ke masyarakat," katanya dalam siaran pers, bulan lalu (16/2).
Fintech lending yang berdiri pada 2015 itu memiliki lisensi di empat negara, yakni Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand. Modalku juga beroperasi di Vietnam.
Funding Societies menyalurkan pendanaan usaha lebih dari Rp 29,4 triliun kepada UMKM di Asia Tenggara. Sedangkan di Indonesia, fintech ini mencatatkan 4,9 juta transaksi pinjaman UMKM lewat Modalku.
Pendanaan tahunan Modalku melebihi US$ 1 miliar atau Rp 14,3 triliun pada kuartal IV 2021.