Fintech Amartha Dikabarkan Akan Mengakuisisi Bank Victoria Syariah

Amartha
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Amartha Andi Taufan Garuda Putra
1/4/2022, 10.15 WIB

Amartha dikabarkan akan mengakuisisi Bank Victoria Syariah. Startup teknologi finansial (fintech) ini menyampaikan, perusahaan berfokus menyalurkan modal kepada perempuan pengusaha mikro.

Dua sumber Dealstreetasia melaporkan, Amartha kemungkinan akan mengakuisisi Bank Victoria Syariah. Fintech yang berfokus pada pemberdayaan perempuan ini disebut bakal mengambil 70% saham bank.

Pihak Amartha tak menampik maupun membenarkan isu tersebut. PR Manager Amartha Shiva Vinneza mengatakan, saat ini perusahaan hanya berfokus pada percepatan penyaluran modal bagi perempuan pengusaha mikro.

Amartha juga berkomitmen mengembangkan layanan di Indonesia dalam memberdayakan perempuan melalui pendampingan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). "Kami akan terus mencari peluang dan jalan yang potensial untuk mendukung upaya pengembangan bisnis kami," ujar Shiva kepada Katadata.co.id, Jumat (1/4).

Ia mengatakan, saat ini Amartha berfokus pada implementasi sejumlah strategi misalnya, adopsi digitalisasi dalam layanan keuangan bagi para mitra dan penyediaan fitur urun dana (crowdfunding) bagi pendana individu. "Kami juga terus menjalin kolaborasi strategis dengan berbagai pihak," katanya.

Sedangkan Bank Victoria Syariah tengah berupaya menambah modal untuk memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mensyaratkan bank memiliki modal inti Rp 3 triliun. Ini diatur dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12 Tahun 2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 September 2021, modal inti Bank Victoria Rp 1,7 triliun. Bank ini pun menggelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Dalam keterbukaan informasi di otoritas bursa, perseroan menerbitkan saham tambahan 948,97 juta lembar. Harga pelaksanaannya Rp 196 per lembar.

Dari aksi korporasi tersebut, Bank Victoria meraup dana Rp 185,9 miliar.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan