Ahli IT: Waspadai Update Palsu Google Chrome Berisi Malware

Google
Laman muka peramban Google Chrome dengan doodle Pac-Man. Ahli IT memperingati pengguna peramban Google Chrome dan Internet Explorer terhadap adanya link pembaruan atau update palsu yang berisi malware.
22/7/2020, 15.35 WIB

"Kampanye ini mengilustrasikan bahwa aktor malware dan taktik jahat tak perlu kecanggihan untuk melakukannya. Melainkan cukup dengan melakukan penipuan," ujar analis Proofpoint.

Sebagai informasi, Proofpoint mengidentifikasi kampanye penipuan itu menggunakan metode TA569 atau dikenal sebagai SocGholish, di mana metode ini menggunakan pesan 'jahat' yang beredar berisi tautan ke situs web yang telah disusupi SocGholish HTML.

(Baca: Google Didenda Rp 9,9 Miliar karena Langgar ‘Hak untuk Dilupakan’)

Penyusupan lewat metode ini dapat menganalisis geolokasi, sistem operasi, hingga ke jenis peramban (browser) yang dipakai oleh korban. Alih-alih memperbarui Google Chrome, ketika korban membuka tautan tersebut, mereka mereka akan mengunduh satu dari sejumlah serangan berbahaya.

Analis Proofppoint pun menemukan, adanya sebuah Trojan berbasis perbankan alias Chthonic yang merupakan varian dari Trojan Banking Zeus.

Selain itu, ada pula perangkat lunak (software) jahat bernama NetSupport yang dapat dikendalikan peretas untuk mendapatkan akses ke perangkat pengguna.

(Baca: Google dan Apple Hapus Palestina dari Peta?)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur