Ia menilai, influenfer maupun YouTuber yang menyebarkan kabar bohong sehingga menimbulkan kegaduahn juga perlu dihukum. Ini untuk memberikan efek jera kepada kreator lainnya.
Di satu sisi, masyarakat juga harus memverifikasi hal-hal yang disampaikan dalam konten YouTuber. Apalagi, berdasarkan studi Koalisi warga LaporCovid-19 bersama Social Resilience Lab, NTU, sebagian warga DKI Jakarta percaya bahwa corona sengaja dibuat oleh manusia.
Sebanyak 58% dari total 154.471 responden ragu bahwa virus corona merupakan buatan manusia. Hanya 23% yang yakin betul bahwa teori ini salah.
Yang menarik, mereka yang yakin bahwa virus corona merupakan buatan manusia, lebih percaya selebritas atau influencer ketimbang dokter dan pemerintah. Porsinya 24,46%.
Sedangkan yang percaya dokter, hanya 16% yang yakin bahwa virus itu buatan manusia. Lalu, hanya 16,42% dari yang mempercayai pemerintah, yakin jika virus penyebab Covid-19 sengaja dibuat manusia.
“Data itu mengkhawatirkan,” kata Sosiolog Bencana sekaligus Associate Professor Nanyang Technological University (NTU), Singapura Sulfikar Amir saat mengikuti webinar LaporCovid-19, bulan lalu (5/7).
Dengan persepsi ini, ia khawatir masyarakat tak berhati-hati akan risiko terpapar corona. Apalagi, kasus positif virus corona di Indonesia terus meningkat, sebagaimana tecermin pada Databoks di bawah ini: