Perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Amazon Music menawarkan layanan podcast atau episode program dalam bentuk audio. Unit usaha dari raksasa e-commerce, Amazon ini pun bersaing ketat dengan Spotify dan Apple Music.
Setelah pengumuman tersebut, harga saham pengembang platform streaming musik Spotify turun 1,2%.
Amazon mengatakan, akan menyediakan lebih dari 70 ribu siaran podcast di platform-nya. Beberapa judul siniar yang populer seperti Pod Save America, The First One, dan Disgraceland akan tersedia.
"Perusahaan akan menawarkan iklan pada setiap siaran," demikian dikutip dari The Verge, kemarin (17/8). Namun tidak jelas apakah pembawa acara bakal menyampaikan iklan, dan perlu tidaknya konsumen berlangganan untuk mengakses layanan anyar itu.
Perusahaan milik orang terkaya di dunia itu menilai baha potensi pasar podcast cukup besar, terutama di tengah pandemi corona. "Kebiasaan pelanggan kami dalam mendengarkan podcast terus berkembang,” kata VP Amazon Music Steve Boom dikutip dari TechCrunch.
Pengguna dapat mengakses layanan baru itu jika memperbarui aplikasi Amazon Music. Selain itu, dapat diakses melalui situs web atau perangkat Amazon Echo.
Namun pesaingnya, Apple Music juga memperluas layanan podcast-nya. Perusahaan berencana membuat siaran podcast sendiri, dan akan diintegrasikan dengan program di Apple TV +.
Podcast itu nantinya berfungsi sebagai pendamping konten Apple TV + sekaligus membantu memasarkan produk.
Secara global, Spotify dan Apple masih memimpin pasar layanan streaming musik. Jumlah pelanggan Apple Music tumbuh 36% pada 2019, dan meraih 19% pangsa pasar.
Pelanggan Spotify juga tumbuh 23%, dengan pangsa pasar 35%. Sedangkan Amazon menempati urutan ketiga, yang porsinya 15%. Lalu disusul oleh YouTube Music yang hanya memiliki 6% dari total pelanggan.
Data Statista berdasarkan survei pada Juni menunjukkan, 37% orang dewasa di AS mendengarkan podcast selama sebulan terakhir. Angka ini meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding 10 tahun lalu.
Konsumsi podcast mingguan juga melonjak tajam. Sedangkan variasi kontennya semakin beragam, mulai dari komedi, olahraga, sains hingga berita.
Beberapa siaran podcast terkemuka dunia bahkan bisa mendapatkan jutaan pendengar per bulannya.
Pendapatan iklan podcast pada 2018 bisa mencapai US$ 480 juta. Tahun depan, nilainya diperkirakan menyentuh US$ 1 miliar.
Berdasarkan laporan Counterpoint, orang-orang cenderung mendengarkan podcast atau radio ketimbang musik selama pandemi virus corona. "Permintaan untuk saluran berita dan podcast naik, sementara streaming musik turun" kata Research Analyst Counterpoint Abhilash Kumar, April lalu (3/4).
Sebagian besar dari mereka ingin mendapatkan berita teraktual terkait Covid-19 melalui podcast atau radio. "Konsumsi audio beralih dari streaming musik ke podcast atau radio. Orang-orang lebih khawatir tentang pandemi dan karenanya terus-menerus mencari berita," ujar Kumar.