Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Apple mengalahkan Samsung dari sisi pengiriman ponsel pintar (smartphone) secara global pada kuartal IV 2020. Sedangkan penjualan gadget Huawei melorot tajam dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Berdasarkan laporan Canalys, pengiriman smartphone secara global turun 2% menjadi 359,6 juta pada kuartal akhir tahun lalu. Namun Apple mengirimkan 81,8 juta iPhone pada kuartal IV 2020, naik 4% secara tahunan (year on year/yoy).
Sedangkan Samsung mengirimkan 62 juta unit atau turun 12%. Analis di Canalys Nicole Peng menilai, pengiriman gawai Apple melonjak karena model baru iPhone 12.
Selain itu, penjualan ponselnya ditopang oleh pasar Negeri Panda. "Di Tiongkok, Apple memanfaatkan peluang sempurna untuk merebut pangsa pasar Huawei di segmen kelas atas," kata Nicole dikutip dari Reuters, Kamis (28/1).
Secara global, pendapatan Apple melampaui US$ 100 miliar untuk pertama kalinya. Sedangkan khusus di Negeri Tirai Bambu, Hong Kong, dan Taiwan, penghasilannya melonjak 57%.
"Kami memiliki dua dari tiga smartphone terlaris di perkotaan Tiongkok," kata CEO Apple Tim Cook saat wawancara dengan jurnalis Reuters.
Sedangkan penjualan Xiaomi tumbuh 31% menjadi 43,4 juta, OPPO 15% (34,7 juta), dan Vivo 14% (32,1 juta). Pengiriman ponsel ketiga perusahaan ini melonjak di saat penjualan smartphone Huawei tertekan sanksi dari mantan Presiden AS Donald Trump.
Huawei, termasuk Honor, melorot ke posisi keenam dengan pengiriman hanya 32 juta smartphone. “Ini pertama kalinya dalam enam tahun, peringkatnya anjlok ke lebih dari peringkat lima teratas,” demikian dikutip dari TelecomLead, Kamis (28/1).
Sedangkan pada akhir tahun lalu, Huawei menjual Honor. Pada awal 2021, raksasa teknologi Tiongkok itu dikabarkan akan melepas dua merek ponsel premium yakni P dan Mate.
Raksasa teknologi Tiongkok itu pun merombak struktur manajemen dan menunjuk kepala bisnis consumer Richard Yu untuk merangkap jabatan. Sumber CNBC Internasional yang mengetahui masalah itu mengatakan, Yu kini tidak hanya menangani lini bisnis consumer, tetapi juga cloud dan AI.
Yu ditugaskan untuk memutuskan masa depan bisnis smartphone, sekaligus menjadikan Huawei sebagai raksasa cloud dan AI. "Akan ada sinergi yang lebih besar antara smartphone, cloud dan AI," kata sumber dikutip dari CNBC Internasional, Rabu malam (27/1).
Perusahaan menunjuk Yu karena dianggap berhasil menjadikan Huawei sebagai salah satu vendor smartphone teratas dari segi penjualan secara global. "Ia memiliki rekam jejak yang terbukti di Huawei dari berbagai pos," kata sumber.
Pada akhir tahun lalu, pendiri Huawei Ren Zhengfei mengatakan kepada para staf bahwa cloud akan menjadi prioritas perusahaaan pada 2021. Namun, ini bukan untuk menyaingi Alibaba, Microsoft maupun Amazon. Sebab, pangsa pasar perusahaan di lini bisnis masih kecil.
Ren mengatakan, Huawei perlu mengurangi medan pertempuran dengan perusahaan yang sudah mapan di bisnis cloud seperti Alibaba dan Amazon. "Tidak mungkin bagi kami mengikuti jalur yang sama seperti keduanya. Mereka memiliki akses atas uang tak terbatas di pasar saham AS," kata dia dikutip dari South China Morning Post, tiga pekan lalu (3/1).
Sedangkan untuk lini bisnis AI, Huawei telah mengembangkan teknologi identifikasi wajah. Pengembangan mengacu pada keperluan umum berdasarkan standar industri.
Ren mengatakan, Huawei berfokus pada cloud dan AI untuk mengurangi tekanan sanksi AS. Raksasa teknologi Tiongkok ini masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di Negeri Paman Sam sejak Mei 2019.